Cincau menjadi salah satu bahan campuran minuman yang banyak dicari saat Ramadan. Di Kota Malang, terdapat pabrik cincau rumahan yang dikenal dengan sebutan Mak Cao.
Pabrik yang telah berdiri sejak 1964 ini berlokasi di Jalan Zainal Zakse Gang 1, Kedungkandang, Kota Malang, di tengah permukiman padat penduduk. Produksi cincau dilakukan di rumah milik Suratmi, yang telah menjalankan usaha ini selama puluhan tahun.
Di halaman rumah sederhana itu, tampak tumpukan kayu bakar dan kaleng cetakan cincau. Para pembeli hilir mudik mengambil cincau yang siap didistribusikan menggunakan sepeda motor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ramai Pesanan Saat Ramadan
Salah satu pelanggan setia, Mulyoto, mengaku sudah berlangganan cincau di Mak Cao sejak 2021. Dalam sehari, ia bisa mengambil 10-12 kaleng cincau untuk dijual sebagai minuman berbuka puasa.
"Memang saya jualan khusus saat Ramadan saja. Sekali ambil itu langsung 10-12 kaleng untuk dibuat minuman es. Biasanya setelah ambil terus dijual, itu sore sudah habis," kata Mulyoto saat ditemui wartawan, Rabu (5/3/2025).
Produksi cincau di Mak Cao memang selalu meningkat tajam saat Ramadan. Jika pada hari biasa hanya menghasilkan 10 kaleng per hari, maka selama bulan puasa jumlah produksi meningkat drastis hingga ratusan kaleng per hari.
"Kalau hari biasa itu cuman 10 kaleng. Tapi kalau Ramadan biasanya bisa sampai 200-250 kaleng. Satu kaleng itu saya jual seharga Rp 50 ribu," ungkap Suratmi, pemilik usaha cincau Mak Cao.
Suratmi, yang kini berusia 62 tahun, menjalankan usaha ini bersama putrinya Hariyati (40) dan dibantu dua tenaga kerja dalam memproduksi cincau guna memenuhi pesanan pelanggan.
"Pesanan cincau ini dari berbagai wilayah di Kota Malang. Antara lain, Kebalen, Mergan, Bandulan, Kedungkandang hingga Lesanpuro," terangnya.
Namun, berbeda dengan tahun sebelumnya, pesanan cincau di Ramadan kali ini mengalami penurunan drastis. Suratmi sendiri mengaku tidak mengetahui penyebab turunnya permintaan.
"Tahun ini turun dibanding tahun kemarin, dari yang sebelumnya 300 kaleng per hari turun jadi 100-150 kaleng," tuturnya.
Meskipun permintaan menurun, Suratmi tetap mempertahankan produksi dan berharap minat masyarakat terhadap cincau meningkat kembali di masa mendatang.
(hil/iwd)