Harga Eceran Tertinggi (HET) gas elpiji 3 kg naik Rp 2 ribu. Harga yang semula Rp 16 ribu kini menjadi Rp 18 ribu. Kenaikan tersebut mulai berlaku per 15 Januari 2025.
Kenaikan harga elpiji ini tentu berdampak bagi masyarakat. Salah satunya bagi pedagang makanan di Surabaya. Mereka menyiasati agar bisa tetap mendapatkan keuntungan.
Seperti yang dilakukan pedagang pecel lele di Tambaksari, Dwi (27). Ia perlu mengatur pengeluaran untuk belanja bahan baku agar bisa tetap mendapatkan keuntungan tanpa menaikkan harga jual makanannya.
"Gak mungkin naikkan harga, takut kehilangan pembeli. Jadi ya diatur aja kulakan bahan lainnya biar tetap dapat keuntungan," ujar Dwi kepada detikJatim, Rabu (15/1/2025).
Pedagang lain, Musrifah (38) yang menjual gorengan di Pucang Anom juga melakukan siasat yang sama. Ia tidak ingin menaikkan harga.
"Ya sekarang semuanya naik. Tapi saya gak mungkin naikkan harga karena kasihan yang beli baisanya tukang becak atau orang kecil lainnya. Jadi ya gak papa keuntungannya agak menipis karena kenaikan elpiji ini," tuturnya.
Sementara itu meski harganya mengalami kenaikan, stok elpiji 3 kg di beberapa pangkalan resmi Surabaya terpantau aman.
Seperti di pangkalan elpiji 3 Kg SPBU Jalan Ngagel. Salah satu petugas, Jajang Adi menyebut stok relatif aman untuk melayani kebutuhan masyarakat.
"Stok aman sih. Per hari selalu ada stok yang datang, bisa sekitar 20 tabung lebih per hari. Harganya sudah Rp 18 ribu mulai hari ini," ujar Jajang.
Begitupun dengan di pangkalan elpiji 3 kg Raya Panjang Jiwo 54. Salah satu petugas, Andi mengatakan bahwa stok saat ini dipastikan aman.
"Stok aman. Harganya sesuai peraturan naik menjadi Rp 18 ribu," katanya.
Untuk informasi, kenaikan harga elpiji tersebut berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Jawa Timur: 100.3.3.1/801/KPTS/013/2024 yang diterbitkan pada 24 Desember 2024 lalu.
Simak Video "Video Cerita Bos Agen LPG 3 Kg Dicemberuti Pengecer "
(abq/iwd)