Kesal Harga Kedelai Mahal, 80 Produsen Tahu di Jombang Mogok Produksi

Kesal Harga Kedelai Mahal, 80 Produsen Tahu di Jombang Mogok Produksi

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Senin, 21 Feb 2022 12:30 WIB
Produsen Tahu di Jombang Mogok Produksi
Produsen tahu mogo produksi (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Jombang -

Harga kedelai naik satu bulan terakhir memaksa 80 produsen tahu di Jombang, mogok produksi. Mereka setop produksi dan penjualan selama 3 hari meminimalisasi kerugian. Yakni mulai Senin (21/2/2022) - Rabu (23/2/2022).

Seperti yang dilakukan Moch Sholichin (40), produsen tahu di Desa Mayangan, Kecamatan Jogoroto, Jombang. Sudah dua hari ini dia tidak memproduksi tahu. Harga kedelai sebagai bahan baku yang mahal sejak satu bulan lalu menjadi penyebabnya.

"Kami meminimalisasi kerugian dengan cara libur produksi. Tidak tahu sampai berapa hari. Kalau ada solusi, secepatnya kami buka lagi," kata Sholichin kepada wartawan di tempat usahanya, Senin (21/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan, harga kedelai saat ini mencapai Rp 11.000/kg. Padahal sebulan lalu harga bahan baku tahu dan tempe tersebut masih Rp 9.500/kg. Rata-rata dalam sehari, Sholicin membutuhkan 3-4 ton kedelai. Selama mogok produksi, Sholichin terpaksa merumahkan 160 karyawannya.

"Selama berhenti produksi, kami berupaya mencari solusi. Harapan kami harga bahan baku kembali normal," terangnya.

ADVERTISEMENT

Ketua Paguyuban Perajin Tahu Jombang, Imam Subkhi (38) menuturkan, pihaknya menaungi 80 produsen tahu di Kecamatan Jogoroto. Puluhan perajin tahu itu mayoritas di Desa Sumbermulyo, Mayangan dan Ngumpul. Rata-rata mereka membutuhkan bahan baku 100 ton kedelai per hari.

"Sudah dua hari ini kami setop produksi. Bagaimana lagi kalau kami tetap beroperasi, setiap hari rugi. Ini bukan aksi demo, tapi semata-mata kami putus asa dengan kondisi harga kedelai yang mahal," jelasnya.

Paguyuban Perajin Tahu Jombang mogok produksi selama tiga hari. Yaitu 20-22 Februari. Mereka juga meyetop penjualan selama tiga hari. Yakni 21-23 Februari. Aksi para perajin tahu tersebut tentu saja menimbulkan efek domino.

Pertama, suplai tahu ke pasar bakal berkurang. Karena menurut Subkhi, kapasitas produksi komunitasnya dalam sehari mencapai 666.667 potong - 833.333 potong tahu. Produk tahu tersebut biasa dikirim ke Jombang, Nganjuk, Mojokerto, Surabaya, Gresik, Lamongan, Malang, Kediri dan Madura.

"Memperkecil ukuran tahu juga bukan solusi. Karena kalau tidak laku, kerugian kami malah berlipat. Kecuali semua produsen tahu sepakat memperkecil ukuran tahu," cetusnya.

Kedua, kata Subkhi, aksi mogok produksi 80 perajin tahu di Kota Santri juga mengakibatkan para pekerja kehilangan penghasilan. Komunitas perajin tahu ini mempunyai sekitar 3.000 karyawan. Tidak hanya itu, para peternak sapi juga kesulitan pakan.

Menurut Subkhi, ampas tahu biasa dibeli para peternak untuk pakan sapi di Jombang dan Pasuruan. Sedangkan di Blitar, ampas tahu dari Jombang untuk pakan babi.

"Saat ini kami koordinasi dengan teman-teman paguyuban bagaimana solusi tercepat, mungkin dinas terkait bisa menurunkan harga kedelai, atau harga tahu kami naikkan, itu harapan kami," ujarnya.

Subkhi menambahkan, pihaknya akan meminta bantuan Pemkab Jombang untuk mengatasi persoalan mahalnya harga kedelai. "Pasokan kedelai tidak pernah telat, begitu juga minyak goreng. Kenapa harganya terus melambung, itu yang kami tidak habis pikir," tandasnya.




(fat/fat)


Hide Ads