Pada malam pergantian tahun 2024 ke 2025, tingkat okupansi hotel di sejumlah daerah destinasi wisata di Jawa Timur tercatat tinggi. Berdasarkan laporan dari berbagai hotel, angka okupansi mencapai 85%.
"Di kota destinasi seperti Malang, Batu, Blitar, Pasuruan, masih normal di kisaran 80 sampai 85%. Besok (31 Desember) bisa meningkat dari itu," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim, Dwi Cahyono, saat dihubungi detikJatim, Senin (30/12/2024).
Rata-rata okupansi hotel di seluruh wilayah Jawa Timur diperkirakan mencapai 65% pada malam pergantian tahun. Sementara di daerah non-destinasi, seperti Jombang, Kediri, dan Blitar, okupansi diprediksi maksimal 50%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk Kota Surabaya, angka okupansi hotel cenderung fluktuatif di akhir tahun. Hal ini dipengaruhi oleh informasi terkait cuaca buruk, sehingga sebagian tamu hotel memilih destinasi lain untuk merayakan malam tahun baru.
"Sampai tanggal 30 Desember, okupansi di Surabaya masih di angka 65%. Surabaya ini memang kalau saya lihat prediksi naik turun, salah satunya karena berita cuaca, banjir, dan banyak pembatalan," jelasnya.
Menurut Dwi, Surabaya tetap banyak dikunjungi wisatawan di akhir tahun. Namun, mayoritas kunjungan bersifat perjalanan harian atau walk in, bukan untuk menginap.
"Kalau hujan langsung pulang. Banyak yang walk in, sedangkan yang melakukan booking untuk waktu lama jarang, agak berkurang," ujarnya.
Meski begitu, pemesanan acara malam tahun baru di hotel tetap tinggi. Namun, tidak semua pengunjung yang hadir dalam pesta pergantian tahun memutuskan untuk menginap di hotel.
"Kalau booking event tahun baru mungkin penuh. Dilihat dari sisi hotel, okupansi menginap belum penuh. Event itu belum tentu menginap," pungkasnya.
(hil/iwd)