Kota Pasuruan memiliki pusat industri rumah tangga gerabah di Kelurahan Randusari, Gadingrejo. Kerajinan gerabah di tempat ini bertahan di tengah gempuran perkakas dapur modern.
Menjelang Maulid Nabi Muhammad, geliat produksi gerabah di Randusari semakin terasa. Sebab, produk gerabah, terutama cobek, laris manis diburu pembeli.
Sofiah (52), salah satu pembuat gerabah mengakui masa menjelang Maulid Nabi membawa rejeki. Pesanan gerabah naik drastis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Selama sebulan ini saya sudah membuat 2.000 cobek. Itu pesanan dari pembeli," kata Sofiah, Kamis (12/9/2024).
Perempuan yang sudah 36 tahun menggeluti kerajinan gerabah ini mengaku setiap hari ia bekerja membuat cobek. Sehari 100 buah cobek berhasil ia buat.
"Pembeli sudah pesan sejak tiga minggu lalu," terangnya.
Sofiah menjual cobek seharga Rp 2.000 hingga Rp2.500 per buah. Menjelang Maulid Nabi tahun ini, ia cuan hingga Rp 6 juta.
Salah satu pembeli, Ifa Sulvia mengungkapkan setiap tahun ia membeli cobek di Randusari. Selain harganya terjangkau, produknya juga bagus.
"Untuk keperluan Maulid, untuk tempat makanan," kata Ifa.
(hil/iwd)