Suparlin (52), seorang petani asal Jalan Pattimura, Bugul Kidul, Kota Pasuruan, sukses berkebun jeruk siam. Dia berhasil meraup penghasilan jutaan rupiah setiap bulan yang jauh lebih cuan dari sebelumnya ketika bertani padi.
Keberhasilan Suparlin tidak ujug-ujug jadi. Dia harus berjibaku dengan kegagalan dan memaksimalkan kesabaran untuk bangkit hingga kerja kerasnya terbayarkan secara lunas.
Ditemui di kebun jeruknya yang ada di wilayah Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan, Suparlin mengaku lahan itu awalnya ditanami padi. Namun, karena tanahnya gembur tanaman padi selalu gagal tumbuh maksimal saat dipanen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia pun banting setir memutuskan beralih ke pohon sengon. Tak disangka, pohon Sengon yang dia tanam selalu tumbang sebelum usianya siap untuk ditebang.
"Awalnya ini sawah padi, gagal terus. Pindah ke pohon sengon, tapi gagal karena tanahnya ini banyak airnya, pohonnya roboh. Akhirnya saya coba menanam jeruk siam," kata Suparlin, Minggu (7/7/2024).
![]() |
Lahan sawah seluas 1 hektare itu ditanami jeruk pada 2019. Berkat sistem drainase yang baik di kebunnya, 700 pohon jeruknya tumbuh subur. Pada usia 4 tahun pohon-pohon jeruk itu mulai berbuah.
Saat ini, sepekan sekali Suparlin bisa memanen 1,5 hingga 2 kwintal jeruk. Hasil panen itu dijual di pasar tradisional Pasuruan dan juga diolah menjadi minuman segar yang dijual di lapak bakso miliknya.
"Kalau harganya berkisar Rp6 ribu per kilogram," jelasnya.
Suparlin berencana mengembangkan kebun jeruk siam mereka menjadi agrowisata petik jeruk. Beberapa faktor yang mendukung rencana ini adalah akses jalan yang mudah dijangkau dan pemandangan yang indah di tengah hamparan sawah yang luas.
Ia berharap dapat meningkatkan pendapatan dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Ia juga ingin memberikan edukasi tentang budidaya jeruk siam dan manfaatnya bagi kesehatan.
"Pengennya lebih besar dan menjadi agrowisata," tutur Suparlin.
(dpe/fat)