Pemerintahan Prabowo Bakal Utang Rp 775,9 T di 2025 demi Tutup Defisit

Kabar Nasional

Pemerintahan Prabowo Bakal Utang Rp 775,9 T di 2025 demi Tutup Defisit

Anisa Indraini - detikJatim
Senin, 19 Agu 2024 07:33 WIB
Presiden Jokowi dan Presiden terpilih Prabowo Subianto duduk bersebelahan saat upacara HUT ke-79 di IKN. Keduanya sempat berbincang dan saling lempar senyuman.
Keakraban presiden terpilih Prabowo Subianto dengan Presiden Joko Widodo. (Foto: AP Photo/Achmad Ibrahim)
Surabaya -

Presiden terpilih Prabowo Subianto direncanakan akan menarik utang baru senilai Rp 775,9 triliun pada 2025. Rencana itu tercantum dalam Buku II Nota Keuangan Beserta Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.

"Kebijakan pembiayaan dalam rangka menutup defisit anggaran dilakukan dengan tetap menjaga pembiayaan utang dalam batas yang aman dan manageable serta mengoptimalkan pembiayaan nonutang," tulis dokumen itu dilansir dari detikFinance, Minggu (18/7/2024).

Dalam dokumen itu dijelaskan, pembiayaan utang utamanya akan dipenuhi melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) neto senilai Rp 642,6 triliun. Kemudian melalui pinjaman neto senilai Rp 133,3 triliun dengan rincian pinjaman dalam negeri Rp 5,2 triliun dan pinjaman luar negeri Rp 128,1 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pengadaan utang diarahkan untuk mendukung program prioritas pemerintah dalam upaya mewujudkan program dan target pembangunan yang disusun dalam APBN," jelas dokumen itu.

Total pembiayaan utang tahun depan itu melonjak hingga Rp 222,8 triliun dari outlook pembiayaan utang tahun ini yang sebesar Rp 553,1 triliun. Hal itu untuk menutup defisit APBN 2025 yang direncanakan mencapai Rp 616,2 triliun atau 2,53% terhadap produk domestik bruto (PDB).

ADVERTISEMENT

Di saat akan menarik utang baru, pemerintah juga harus membayar bunga utang yang direncanakan sebesar Rp 552,85 triliun di 2025. Jumlah itu naik 10,8% dari outlook pembayaran bunga utang pada 2024.

Pertumbuhan pembayaran bunga utang pada 2025 itu lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 2024 sebesar 13,4%. Lebih rinci dijelaskan, jumlah itu terdiri dari pembayaran bunga utang dalam negeri sebesar Rp 497,62 triliun dan pembayaran bunga utang luar negeri sebesar Rp 55,23 triliun.

Perhitungan pembayaran bunga utang itu didasarkan pada beberapa asumsi seperti nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing terutama dolar Amerika Serikat (US$), yen Jepang (JPY), dan euro (EUR).

Selain itu juga mempertimbangkan tingkat bunga SBN tenor 10 tahun, referensi suku bunga pinjaman serta asumsi spread-nya, diskon penerbitan SBN, serta perkiraan biaya pengadaan utang baru.

"Perhitungan besaran pembayaran bunga utang tahun anggaran 2025 secara garis besar meliputi pembayaran bunga atas outstanding utang yang berasal dari akumulasi utang tahun-tahun sebelumnya; rencana pembiayaan utang tahun anggaran 2024 dan tahun anggaran 2025; dan rencana program pengelolaan portofolio utang (liabilities management)," bebernya.

Artikel ini sudah tayang di detikFinance. Simak selengkapnya di sini.




(dpe/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads