Berkah Tahun Ajaran Baru Bagi Penjahit di Mojokerto, Cuan Naik 4 Kali Lipat

Berkah Tahun Ajaran Baru Bagi Penjahit di Mojokerto, Cuan Naik 4 Kali Lipat

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Sabtu, 06 Jul 2024 06:30 WIB
Fathoni, pemilik Inoth Tailor
Fathoni, pemilik Inoth Tailor banjir orderan jelang tahun ajaran baru (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

Tahun ajaran baru 2024-2025 menjadi berkah bagi para penjahit busana di Mojokerto. Sebab banyaknya orang tua peserta didik baru yang menggunakan jasa mereka untuk menjahit seragam sekolah.

Seperti yang dirasakan Fathoni (43), pemilik Inoth Tailor di Dusun/Jotangan, Mojosari, Mojokerto. Bapak anak satu ini mengaku kebanjiran garapan seragam sekolah sejak satu pekan yang lalu.

"Rata-rata saya menjahit 3-4 setel seragam sekolah per hari," kata Fathoni kepada detikJatim di rumahnya, Jumat (5/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengguna jasa Fathoni datang dari Mojosari dan sekitarnya hingga dari Sidoarjo. Para orang tua peserta didik baru datang membawa kain seragam sekolah. Sebab mayoritas sekolah menyediakan kain seragam untuk para siswa baru.

Saat ini, suami Suciatin (38) sibuk menjahit seragam sekolah, mulai dari jenjang SD, SMP, sampai SMA. Momentum tahun ajaran baru membuat Fathoni bekerja lembur hingga pukul 22.00 WIB setiap harinya. Sebab sang istri hanya kebagian menyetrika seragam sekolah yang sudah jadi.

ADVERTISEMENT

"Minggu lalu saya mengerjakan 12 setel seragam sekolah, minggu ini 14 setel, yang sudah datang akan saya kerjakan ada 16 setel," terangnya.

Fathoni, pemilik Inoth TailorFathoni, menunjukkan seragam hasil jahitannya (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)

Semua tahapan menjahit seragam sekolah dikerjakan sendiri oleh Fathoni. Mulai dari memotong kain sesuai pola, mengobras kain yang sudah dipotong, sampai menjahit kain menjadi seragam sekolah. Tahap selanjutnya memasang kancing dan resleting.

"Lebih rumit seragam siswa laki-laki karena pemotongan dan pengerjaan harus detail. Kalau rok siswa perempuan hanya lurus saja. Modelnya sesuai ketentuan sekolah," jelasnya.

Untuk menjahit satu setel seragam siswa SMP dan SMA, Fathoni memasang tarif Rp 150.000. Sedangkan ongkos jahit seragam SD Rp 125.000/setel. Dari ongkos tersebut, ia meraup keuntungan bersih rata-rata Rp 100.000/setel.

"Kecuali kalau celananya model kempol untuk SMK tambah Rp 10.000, jadi Rp 160.000/setel," ungkapnya.

Profesi penjahit baju ditekuni Fathoni sejak 2004 silam. Setelah sekitar 3 tahun bekerja di orang lain, ia memutuskan membuka Inoth Tailor di rumahnya sejak 2007.

Di luar momentum tahun ajaran baru, ia bisa menjahit beragam busana. Seperti celana, seragam satpam, safari, kemeja, jas, jaket, aneka baju wanita, hingga permak jins. Penghasilannya hanya Rp 50-100 ribu/hari.

Oleh sebab itu, tahun ajaran baru menjadi berkah baginya. Penghasilan Fathoni naik hingga 4 kali lipat di tengah banyaknya orang tua peserta didik baru yang menjahitkan seragam sekolah.

"Alhamdulillah penghasilan saya saat ini naik signifikan, rata-rata Rp 400.000 per hari," tandasnya.




(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads