Kasus emas Antam palsu seberat 109 ton yang beredar sepanjang 2010 hingga 2021, menggemparkan pasar logam mulia. Warga Surabaya yang membeli emas di Darmo Trade Center (DTC) memberikan tanggapannya.
Sebelumnya, Kejaksaan Agung telah menetapkan status tersangka kepada enam mantan General Manager Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia (UB-PPLM) PT Antam (Persero) Tbk atas dugaan korupsi. Mereka diduga terlibat dalam pemalsuan emas Antam sebanyak 109 ton selama periode 2010-2021.
Salah seorang pembeli emas di DTC, Narni (54) mengakui kekhawatirannya soal adanya emas Antam palsu. Selama ini, Narni telah berinvestasi emas selama kurang lebih 10 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau ketakutan pasti ada ya, tapi saya nggak investasi di satu merek emas aja," ujarnya kepada detikJatim, Jumat (31/5/2024).
Narni juga menjelaskan, ia masih melalukan investasi emas hingga saat ini. Namun, ia lebih fokus pada perhiasan emas, alih-alih emas batangan atau Antam.
"Kalau investasi mungkin bagusnya emas batangan ya mas, emas batangan juga ada yang merek lain sih," lanjutnya.
Berkaitan dengan upaya untuk mengidentifikasi keaslian emas, Narni cenderung mengandalkan pihak toko untuk memeriksa keaslian emas. Ia memilih untuk bertransaksi di toko yang sudah terkenal atau menjadi langganan.
"Emas batangan kayak Antam atau UBS ada sertifikatnya sih, saya biasanya lihat di situ," jelasnya
"Tapi kalau saya mending beli di toko yang besar ya, terus kalau bisa langganan, nah mereka biasanya ada jasa cek emas," tutupnya.
(hil/iwd)