Sejumlah warga RW 06, Sambi Arum, Surabaya yang termasuk dalam kelompok keluarga miskin (gamis) ternyata memiliki potensi unggul di bidang ekonomi sirkular. Yakni dengan budidaya maggot dan UMKM jamur tiram.
Berkat kekompakan dan kerja sama mereka berhasil memproduksi sekitar 400 kg jamur tiram setiap empat bulan dengan omzet total Rp 10 juta. Tak hanya itu, budidaya maggot di sana juga cukup sukses.
Sayangnya, selama ini mereka menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya terkait cara menambah nilai jual, hingga pengelolaan bisnis dan keuangan yang tepat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu mahasiswa Magister Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unair mengadakan pendampingan kepada para warga RW 06 Sambi Arum.
Koordinator kegiatan ini, Sigit Kristianto mengatakan tujuan utama mahasiswa Unair hadir di tengah-tengah warga adalah untuk membantu agar kegiatan ekonomi potensial itu bisa berjalan secara berkelanjutan.
"Target kami tentu agar omzet meningkat setelah pendampingan ini. Karena kami akan terus dampingi sehingga mereka, kita lihat simpul ekonominya, jika berkembang kami ada rencana mematenkan brand, akan kami bantu perizinan usahanya juga," kata Sigit kepada detikJatim, Minggu (19/5/2024).
Puluhan warga yang hadir tampak serius mengikuti pendampingan dari para mahasiswa dan narasumber yang kompeten. Mereka belajar cara budidaya maggot, peningkatan nilai jual jamur tiram sebagai produk olahan makanan, hingga tips mengelola keuangan dalam bisnis yang sehat.
Para mahasiswa pun berharap melalui serangkaian pendampingan yang dilakukan ini bisa berdampak positif.
"Diharapkan hasil jamur tiram dan maggot ini bisa tersalurkan dengan baik ke pasar, sehingga produknya bisa bersaing dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat," ujar Sigit.
Warga juga mengapresiasi kegiatan yang telah diadakan oleh mahasiswa Unair ini. Seperti yang disampaikan fasilitator proses budidaya UMKM jamur tiram, Firly Rahmat Fauzi.
"Kegiatan ini sangat membantu kami, terutama dalam hal peningkatan kapasitas warga agar bisa mengelola pascaproduksi supaya mereka mendapatkan nilai ekonomi yang cukup tinggi, bukan hanya menjual mentah," ungkapnya.
(dpe/iwd)