Pedagang Pasar Templek Ngadu ke DPRD Kota Blitar Setelah Seminggu Direlokasi

Pedagang Pasar Templek Ngadu ke DPRD Kota Blitar Setelah Seminggu Direlokasi

Fima Purwanti - detikJatim
Selasa, 14 Mei 2024 16:06 WIB
pedagang Pasar Tumpah Templek Kota Blitar mengadu kepada DPRD
Pedagang Pasar Tumpah Templek Kota Blitar mendatangi DPRD (Foto: Fima Purwanti)
Kota Blitar -

Ratusan pedagang Pasar Tumpah Templek Kota Blitar mengadu kepada DPRD usai lapaknya direlokasi oleh Pemkot Blitar. Mereka mengeluh dengan tempat relokasi yang tak sesuai dengan keinginan pedagang.

Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Tumpah Templek Lukman Hakim mengatakan pihaknya sudah mengikuti perintah Pemkot Blitar untuk direlokasi. Namun, tempat relokasi tersebut dinilai tidak sesuai dengan harapan pedagang.

"Sebenarnya kami siap ditata dan sudah pindah (relokasi). Tapi ternyata tidak sesuai ekspektasi, tempatnya sempit sedangkan jumlah pedagang banyak," terangnya kepada detikJatim di Kantor DPRD Kota Blitar, Selasa (14/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pedagang pasar tumpah sebelumnya berada di Jalan Anggrek, namun dipindahkan di Jalan Kacapiring. Relokasi itu dilakukan sesuai dengan Perda Pemkot Blitar, yang mengatur tentang tata ruang publik. Selain itu, rencana relokasi itu sudah sejak lama seiring dengan pembangunan Pasar Templek yang baru.

pedagang Pasar Tumpah Templek Kota Blitar mengadu kepada DPRDpedagang Pasar Tumpah Templek Kota Blitar mengadu kepada DPRD (Foto: Fima Purwanti)

Menurut Lukman, pedagang hanya mendapatkan lapak dengan ukuran sekitar 1,5 meter x 1 meter. Lapak itu dinilai terlalu sempit, serta jumlah pedagang yang banyak membuat jarak antara pedagang berdesakan.

ADVERTISEMENT

"Satu pedagang hanya dikasih lapak 1,5 meter x 1 meter, jadi sudah penuh tidak bisa untuk menaruh dagangan banyak-banyak. Kedua akses masuknya sempit dan macet, tidak bisa parkir dan pedagang keliling tidak bisa masuk ke pinggiran lapak kita," jelasnya.

Selain tempat yang kurang nyaman, pedagang juga kerap dibenturkan dengan pedagang kampung atau warga sekitar tempat relokasi. Sehingga, meskipun sudah memiliki lapak baru tetapi tak sedikit pedagang yang diserobot lapaknya.

"Setelah satu minggu direlokasi, pendapatan kami berkurang. Belum lagi kami dibenturkan dengan pedagang lain kampung di situ, dan kami tidak mau bertengkar karena sama-sama cari nafkah. Untuk itu kita wadul ke Dewan untuk dibantu dicarikan tempat yang layak," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Kota Blitar Yohan Tri Waluyo menyebut pihaknya telah mendengarkan keluh kesah para pedagang tersebut. Rencananya, dewan akan memanggil pihak Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) Kota Blitar. Nanti, akan dilakukan crosscheck maupun penyampaian progres setelah relokasi pedagang itu selama sepekan.

"Kita minta data riil pedagang kepada paguyuban, karena tadi disebutkan ada sekitar 300 orang. Nah kemudian Disperindag juga akan kami panggil untuk crosscheck dan progres setelah relokasi ini, seperti apa hasilnya," terangnya.

Yohan menjelaskan pihaknya berjanji akan membantu mencarikan solusi untuk para pedagang. Namun, dengan catatan para pedagang dapat berkoordinasi dan berkomunikasi terlebih dahulu dengan pihak terkait.

"Yang jelas tetap akan dibantu, karena setiap masalah pasti ada solusinya. Yang penting tetap mau berkoordinasi bersama, dan menyelesaikan bersama," pungkasnya.




(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads