Menilik Geliat Perekonomian Warga Pesisir Pantai Surabaya

Menilik Geliat Perekonomian Warga Pesisir Pantai Surabaya

Aprilia Devi - detikJatim
Senin, 06 Mei 2024 12:28 WIB
Proses pengolahan kerang oleh ibu-ibu di kawasan pesisir Kenjeran.
Proses pengolahan kerang oleh ibu-ibu di kawasan pesisir Kenjeran (Foto: Aprilia Devi/detikJatim)
Surabaya -

Suami pergi melaut dan istri mengolah hasil tangkapan laut, tampaknya menjadi aktivitas sehari-hari bagi sebagian masyarakat pesisir Pantai Kenjeran Surabaya, khususnya di kawasan Kedung Cowek, Bulak.

Hidup berbatasan langsung dengan Pantai Kenjeran mengantarkan puluhan masyarakat memilih jalan hidup untuk menjadi nelayan dan mengolah hasil laut. Geliat perekonomian tumbuh dari aktivitas ini.

detikJatim pun mencoba menyusuri sepanjang kawasan Kedung Cowek, tepatnya di kawasan Wisata Perahu Kedung Cowek.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlihat, puluhan ibu di sepanjang gang yang panjangnya kurang lebih 100 meter, sedang mengolah kerang hasil tangkapan suaminya dari laut.

Proses pengolahan kerang oleh ibu-ibu di kawasan pesisir Kenjeran.Proses pengolahan kerang oleh ibu-ibu di kawasan pesisir Kenjeran. Foto: Aprilia Devi/detikJatim

Salah satu dari mereka, Sumarni mengatakan, aktivitas seperti ini sudah tiap hari mereka lakukan. Puluhan kilogram hasil kerang yang didapat suaminya saat melaut, akan dikelola sebelum diambil para pengepul.

ADVERTISEMENT

"Ini paling banyak kerang manuk yang ada scallopnya, ada juga kerang bulu. Di sini sudah ada pengepulnya," ujar Sumarni kepada detikJatim, Senin (6/5/2024).

Kerang yang masih segar dari laut itu biasanya akan dicuci dan direbus terlebih dahulu untuk memudahkan proses pemisahan kerang dari cangkangnya. Proses ini memakan waktu kurang lebih 30 menit.

Kerang yang sudah terpisah dari cangkangnya kemudian dipisahkan ke dalam satu wadah yang berisi air agar tetap segar.

Warga lainnya, Amel mengatakan, selain akan diambil oleh pengepul, biasanya ada juga masyarakat yang membeli langsung hasil tangkapan laut yang masih segar ini.

"Ada yang beli langsung ke sini juga, tapi harganya beda. Kayak kerang bulu ini per kilonya Rp 25 ribu kalau beli ke sini langsung," katanya.

Para ibu di sini biasanya akan mulai mengelola hasil tangkapan usai suaminya pulang melaut di siang hari, mulai dari pukul 13.00 WIB. Sementara suaminya pergi dari malam hingga pagi untuk mengumpulkan kerang dan ikan.

Hidup dari hasil laut ini berhasil membuat mereka mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Mereka bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga, menyekolahkan anaknya, hingga membeli beberapa kebutuhan tersier.




(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads