Ramadhan membawa berkah tersendiri bagi perajin ukiran kaligrafi dari kayu jati di Bojonegoro. Saat Ramadhan ini, para perajin kebanjiran pesanan.
Di ruang workshopnya, Sutrisno (47) bersama para karyawan terlihat sibuk memahat lembaran papan kayu jati yang sudah digambar terlebih dahulu. Mereka serius memahat dengan teliti.
Bentuk ukiran yang lagi digandrungi penikmat kayu jati, yakni relief kaligrafi asmaul husna, ayat kursi hingga ayat-ayat Al-Qur'an lainnya.
"Ya setiap Ramadhan, alhamdulillah kami masih kebagian senang dengan banyaknya konsumen yang request relief. Asmaul husna atau ayat kursi yang banyak diminati," ujar perajin Relief, Sutrisno, Selasa (11/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk Ramadhan kali ini, Sutrisno mengaku orderan yang diterimanya lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Kenaikannya bahkan mencapai 200 persen.
"Orderan naik 200 persen hingga hari ini," imbuh Sutrisno.
![]() |
Bengkel ukiran relief milik Sutrisno ini telah berjalan hampir 15 tahun. Bengkelnya berdiri di Jalan Pemuda Bojonegoro. Para perajin sangat piawai dalam memainkan irama palu dan tatah.
Sehingga tidak sedikit konsumen kembali meminta untuk dibuatkan hiasan relief lagi. Meski harus membayar dengan harga yang mahal.
"Kalau harga kita melihat dari tingkat kesulitan dan bahan yang diinginkan oleh konsumen. Kalau ukiran kecil ya kisaran Rp 2,5 juta hingga ada yang ukuran jumbo mencapai ratusan juta," jelas Sutrisno.
Memang, untuk membuat satu karya ukiran relief ini dibutuhkan waktu dua minggu hingga dua bulan. Relief ini dipahat oleh perajin yang lebih dari dua orang dua, tentunya agar tidak menghabiskan waktu terlalu lama.
Dari berbagai hiasan kaligrafi yang sudah jadi dan siap kirim, Sutrisno enggan membocorkan siapa saja pemesannya. Namun memang tak sedikit para pejabat dan pimpinan di pemerintahan daerah hingga pusat.
Bahkan pengusaha dari luar kota pernah menikmati hasil karya relief besutan tangan Sutrino.
(hil/fat)