Stok Beras di Lamongan Aman Jelang Ramadhan, Petani Teriak Rugi

Stok Beras di Lamongan Aman Jelang Ramadhan, Petani Teriak Rugi

Eko Sudjarwo - detikJatim
Selasa, 05 Mar 2024 14:33 WIB
Warga Lamongan belanja beras SPHP saat operasi pasar murah.
Warga Lamongan belanja beras SPHP saat operasi pasar murah. (Foto: Eko Sudjarwo/detikJatim)
Lamongan -

Stok beras di Lamongan dinyatakan aman menjelang Ramadhan 1445 H. Kategori aman ini karena ketersediaan beras melebihi kebutuhan beras bagi masyarakat.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Lamongan Mochammad Wahyudi menjelaskan kategori aman ialah ketersediaan beras melebihi kebutuhan beras masyarakat saat ini.

"Menjelang Ramadhan tahun ini dipastikan stok beras di Lamongan aman," katanya kepada wartawan di Kantor DKPP Lamongan, Selasa (5/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wahyudi merinci sejak awal Maret ketersediaan beras di Koto Soto ini tercatat sebanyak 64.610,13 ton. Sedangkan kebutuhan masyarakat 9.871,84 ton. Sehingga ada proyeksi surplus sebesar 54.738,30 ton yang akan dijadikan stok ketersediaan menghadapi peningkatan permintaan beras saat Ramadhan.

"Jika dihitung dari ketersediaan dan kebutuhan beras, Lamongan surplus pada bulan ini. Proyeksi data kebutuhan kami menggunakan data angka konsumsi dari data Susenas 2019, 2022 triwulan satu," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Stok beras yang aman juga didasari faktor panen raya di Lamongan yang dimulai awal Maret 2024. Saat ini, kata Wahyudi, panen raya sudah terjadi di sejumlah kecamatan, di antaranya Kecamatan Maduran, Laren, Kalitengah, Modo, dan Sugio. Panen kali ini hasil tanam November 2023 lalu.

"Biasanya permintaan beras meningkat saat bulan Ramadhan, karena untuk memenuhi kebutuhan zakat dan tradisi Ramadhan seperti kegiatan megengan, tradisi ketupat lebaran dan lainnya yang masih aktif digelar di Lamongan," terang Wahyudi.

Mengenai harga beras, Wahyudi mengatakan bahwa hingga awal Maret ini harganya masih stabil. Namun, belum bisa dipastikan kembali apakah ada kenaikan atau tetap ke depannya.

"Kenaikan harga beras terjadi mulai Februari 2024. Hingga saat ini stabil dan semoga terus stabil dan sekarang berada pada harga Rp 14 ribu per kilogram," pungkas Wahyudi.

Stok beras yang dinyatakan aman agaknya bukan menjadi kabar yang gembira bagi para petani. Di tengah stok beras yang aman sedangkan harga beras masih tinggi, harga gabah justru anjlok.

Para petani yang sedang panen di Lamongan salah satunya petani di Desa Lebakadi, Kecamatan Sugio. Panen padi pertama di awal Maret ini tidak terasa manis bagi mereka.

"Kapan hari memang sempat tembus Rp 8.500 per kilogram sebelum sini panen, tapi sekarang (harga gabah) sudah turun di harga Rp 6.900 per kilogram," kata salah seorang petani Desa Lebakadi, Samirin, Selasa (5/3/2024).

Samirin mengatakan panen kali ini ia belum dapat keuntungan yang signifikan dengan harga gabah yang hanya Rp 6.900 per kg. Anjloknya harga gabah ini kata Samirin membuat para petani merugi karena tidak bisa menutupi biaya produksi di awal musim tanam, perawatan, pemupukan, hingga biaya panen.

"Kalau dihitung dengan biaya produksi saat awal tanam, perawatan yang termasuk pupuk dan juga biaya panen, ya rugi dengan harga segitu,' ujarnya.

Kondisi itu, kata Samirin, diperparah biaya produksi yang tinggi karena para petani harus menggunakan pupuk non subsidi dengan harga yang mahal serta langka.

"Belum dapat keuntungan yang signifikan dengan harga gabah saat ini. Seharusnya di atas Rp 7 ribu agar petani bisa merasakan keuntungan lebih," jelasnya.




(dpe/fat)


Hide Ads