Di tangan Ryssa Putri (24), limbah kayu diolahnya menjadi barang estetik bernilai cuan. Ica, panggilan akrabnya membuat potongan kayu maple menjadi jam tangan estetik.
Ditemui detikJatim di bengkel jam tangan miliknya di Jalan Hasanuddin No 15, Ica mengaku menekuni usaha jam tangan kayu sejak 2022. Kala itu, Dia mencoba peluang memproduksi jam tangan kayu setelah mengikuti magang di salah satu perusahaan.
Ica juga merupakan lulusan desain produk di salah satu universitas di Surabaya. Sehingga, apa yang dipelajari diterapkan untuk merintis usahanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari situ aku dapat basic ilmu soal cara-cara bikin jam tangan kayu. Karena terlanjur suka sama jam tangan, akhirnya memutuskan merintis usaha sendiri," ujar Ica kepada detikJatim, Senin (15/1/2024).
![]() |
Warga Kelurahan Bendogerit, Sananwetan Kota Blitar itu mengaku memanfaatkan limbah kayu maple sebagai bahan baku jam tangan. Dia membeli limbah kayu itu dari salah satu produsen di Kediri. Limbah itu kemudian diolah menjadi jam tangan estetik yang digemari kalangan muda-mudi.
"Beli yang limbah (kayu), kemudian kita potong dan bentuk sesuai desain. Terus dirakit menjadi jam tangan," imbuhnya.
Dalam seminggu, Ica memproduksi sekitar 100 pcs jam tangan dengan desain tertentu. Biasanya setiap satu jam tangan membutuhkan waktu untuk merakit sekitar 4 jam. Ica dibantu dengan dua orang rekannya, saat memproduksi jam tangan itu.
"Kita upayakan selalu ready stock. Memang produksinya pakai sistem batch, sekali bikin langsung jadi banyak, seminggu bisa bikin 100 pcs," terangnya.
Untuk desain jam tangan, kata Ica, sengaja membuat yang simple namun tetap memiliki fungsi. Jam tangan kayu itu dipadukan dengan strap warna warni yang mudah dibongkar pasang. Sehingga dapat di-mix and match (disesuaikan) dengan kebutuhan penggunanya.
![]() |
Ica menawarkan jam tangan estetik dari limbah kayu maple itu di media sosial. Menurutnya, hal itu lebih memudahkan untuk menjaring pembeli. Terutama anak muda, yang gemar melirik aksesoris.
"Jualnya di instagram dan marketplace online, tapi kadang juga ikut event pameran dan sebagainya. Untuk yang beli rata-rata Jateng dan Jabar, kalau lokal ya ada tapi paling 15 persen," katanya.
Jam tangan kayu estetik itu dijual dengan harga sekitar Rp 300 ribu, lengkap dengan box dan strapnya. Ditanya soal omzet, Ica mengaku dapat meraup untung rata-rata hingga Rp 4 juta per bulan.
"Omzet rata-rata ya Rp 3-4 juta per bulan, tapi ya tidak tentu juga. Tergantung kondisi penjualan, yang jelas harapannya bisa terus produksi dan lebih dikenal lagi," pungkasnya.
(dpe/iwd)