Hebat! Warga Kota Blitar Sulap Limbah Jin Jadi Tas Bernilai Tinggi

Hebat! Warga Kota Blitar Sulap Limbah Jin Jadi Tas Bernilai Tinggi

Fima Purwanti - detikJatim
Rabu, 14 Des 2022 09:07 WIB
jeans blitar
Hasil karya berbahan jins bekas (Foto: Fima Purwanti)
Blitar -

Ardhiana Malrasari (42), seorang ibu rumah tangga asal Sananwetan, Kota Blitar membaca peluang. Di tangannya, limbah jin bekas milik pekerja tambang disulap jadi aneka tas cantik dengan nilai jual tinggi.

Ardhiana atau yang kerap disapa Ayik itu mengaku mulai membuat tas dari bahan jeans bekas sejak 2019. Jeans bekas milik suaminya seorang pekerja tambang yang menumpuk menjadi alasannya untuk dibuat menjadi barang yang lebih bernilai.

"Sebenarnya dari 2015 sudah mulai buat tas, tapi pakai kain import dari Jepang. Tapi karena pandemi jadi import nggak jalan sama sekali. Sampai akhirnya kepikiran untuk pakai bahan yang enggak terpakai di rumah," kata Ardhiana kepada detikJatim, Rabu (14/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

jeans blitarAyik menyulap jin bekas jadi benda lebih bernilai (Foto: Fima Purwanti)

Ayik menyebut banyak rekan suaminya yang juga memiliki jeans tak terpakai yang akhirnya dikirimkan untuk menjadi bahan dasar tas. Terlebih jeans milik pekerja tambang merupakan bahan jeans yang cukup bagus.

"Jeans maupun kemeja dari sana sudah bersih, tapi di sini juga kami cuci lagi. Setelah itu baru dibongkar jahitannya, dan kita ambil sesuai dengan desain yang sudah disiapkan," terangnya.

ADVERTISEMENT

Adapun beberapa barang yang bisa diproduksi dengan jeans itu berupa aneka tas, topi, tempat tisu dan sebagainya. Dalam sebulan, Ayik dengan dua orang karyawannya bisa menghasilkan sekitar 50 tas dengan bahan limbah celana jeans itu.

Media sosial menjadi tempat pemasaran online untuk menjual produk dari limbah jeans tersebut. Sementara, mayoritas pelanggan tas unik dari jeans adalah pelanggan luar kota. Meliputi para penggemar jeans dan pemerhati lingkungan.

Ayik mengaku produk dari limbah jeans dibandrol dengan harga yang bervariatif. Yakni mulai dari Rp 150.000 sampai Rp 400.000 per itemnya.

"Kalau omzet masih sekitar Rp 7 juta per bulan. Karena ini masih awal, saya tidak hanya menjual tapi juga kasih edukasi kepada masyarakat. Terutama soal pemanfaatan limbah fashion ini bisa menjadi kerajinan yang menghasilkan," pungkasnya.




(iwd/fat)


Hide Ads