Langkah Pemkot Malang Tekan Inflasi Dampak Kenaikan Harga Beras-Cabai

Langkah Pemkot Malang Tekan Inflasi Dampak Kenaikan Harga Beras-Cabai

Muhammad Aminudin - detikJatim
Rabu, 01 Nov 2023 18:03 WIB
Penjabat (Pj) Wali Kota Malang Dr Wahyu Hidayat
Pj Wali Kota Malang Dr Wahyu Hidayat Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim)
Kota Malang -

Pemkot Malang menyiapkan sejumlah langkah menekan tingginya harga komoditas. Setelah kenaikan harga beras menyumbang andil besar pada inflasi periode Oktober 2023 yang ditetapkan Badan Pusat Statistik (BPS). Inflasi kali ini sebesar 0,26 persen.

Penjabat (Pj) Wali Kota Malang Dr Wahyu Hidayat mengatakan, pihaknya akan segera melakukan pemantauan langsung harga komoditas di pasaran. Langkah itu mengikuti arahan Presiden Jokowi agar pemerintah daerah bergerak cepat menjaga inflasi di wilayahnya.

"Kita akan segera (cek harga), karena perintah Bapak Presiden. Besok dengan TPID, kita akan ke pasar, harus cek harga," ujar Wahyu ditemui di Kantor BPS Kota Malang Jalan Janti, Rabu (1/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Wahyu, berbagai cara akan dilakukan untuk menjaga inflasi dalam posisi baik. Dirinya menilai inflasi Kota Malang periode Oktober 2023 sebesar 0,26 persen masih normal.

"Berbagai macam cara akan kita lakukan untuk menjaga inflasi ini tetap dalam posisi yang baik," tutur Wahyu.

ADVERTISEMENT

"Hasil akhir kita dalam kategori baik, inflasi kita termasuk normal. Kemiskinan kita turun dan memang terkait dengan inflasi tetap kita harus jaga dengan kondisi saat ini yang tidak baik-baik. Agar apa yang sudah dibuat oleh BPS ini dipertahankan untuk lebih baik," sambungnya.

Ditanya soal naiknya harga komoditas yang mendorong inflasi, Wahyu menegaskan, pihaknya lebih gencar melakukan operasi pasar. Meski saat ini sejumlah harga komoditas di Kota Malang terbilang stabil dan normal belum terkena dampak nasional.

"Tetap kita operasi pasar. Saat ini masih stabil, normal belum terkena dampak yang nasional. Kita kemarin, selalu OP (Operasi pasar) dengan Bulog. Minggu lalu, saya OP (Operasi pasar) di Dinoyo," tandasnya.

Selain operasi pasar, lanjut Wahyu, pihaknya juga melihat harga komoditas di pasar jika mengalami kenaikan. Apakah nantinya dibutuhkan subsidi untuk mengendalikan harga, agar bisa terjangkau oleh masyarakat.

"Agar menjaga (Komoditas) tidak naik, melihat pad tertentu jika ada kenaikan. Kita harus ada subsidi untuk bisa mengendalikan, agar terjangkau masyarakat," katanya.

Wahyu menambahkan, pihaknya akan bekerja keras untuk mempertahankan inflasi di Kota Malang. Karena dalam posisi inflasi year to year, angka inflasi Kota Malang di November tergolong dalam posisi baik.

"Per 1 November itu YoY 2,65 persen. Itu dalam posisi yang baik. Masih dalam kategori baik. Harapan kita pertahankan, kalau bisa kita tekan, kita tekan. Tapi ini dalam kondisi baik, kalau kita intervensi lagi tidak akan mempengaruhi. Ini kita kendalikan," imbuhnya.

"Sementara untuk harga beras, presiden khawatir dengan harga beras. Ini kami dapat info dari bulog, kita akan cek di pasar, harga beras Rp11.900 per kilogram. Kemarin sempat Rp13 ribu sampai Rp15 ribu/kg. Ini, Alhamdulillah terkendali. Besok Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) akan kita cek untuk lihat beberapa pasar," pungkasnya.

Sebelumnya, kenaikan harga beras beberapa waktu terakhir mendorong inflasi Kota Malang di angka 0,26 persen periode Oktober 2023. Lebih tinggi dibanding inflasi bulan sebelumnya (September) mencapai 0,18 persen.

Kepala BPS Kota Malang Erny Fatma Setyoharini mengatakan, harga beras mengalami kenaikan hampir 2,45 persen memberikan andil terhadap inflasi yakni 0,089 persen.

"Inflasi Kota Malang pada Oktober 2023 sebesar 0,26 persen, di bawah Jawa Timur 0,27 persen. Tingkat nasional inflasi sebesar 0,17 persen," ujar Eny.




(mua/fat)


Hide Ads