Pedagang JMP Surabaya Berupaya Tetap Optimis Usai TikTok Shop Ditutup

Pedagang JMP Surabaya Berupaya Tetap Optimis Usai TikTok Shop Ditutup

Aprilia Devi - detikJatim
Jumat, 13 Okt 2023 23:00 WIB
Suasana di Jembatan Merah Plaza yang belum terlalu ramai pengunjung meski TikTok Shop sudah ditutup.
Suasana di Jembatan Merah Plaza yang belum terlalu ramai pengunjung meski TikTok Shop sudah ditutup. (Foto: Aprilia Devi/detikJatim)
Surabaya -

Para pedagang di Jembatan Merah Plaza Surabaya tetap optimistis meraih keuntungan meskipun penutupan TikTok Shop oleh pemerintah tidak berdampak signifikan bagi mereka. Sebagian dari pedagang pun tetap memadukan penjualan offline dan online.

Ini dikarenakan sejumlah pedagang di Jembatan Merah Plaza tak hanya bergantung pada penjualan secara langsung, tetapi mereka juga sudah memanfaatkan fitur e-commerce untuk meningkatkan omzet.

"Saat ini masih lumayan sih untuk omzetnya, karena jualan di online juga," ujar Bigi, pemilik toko Den You Bigi kepada detikJatim, Jumat (13/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suasana di Jembatan Merah Plaza yang belum terlalu ramai pengunjung meski TikTok Shop sudah ditutup.Suasana di Jembatan Merah Plaza yang belum terlalu ramai pengunjung meski TikTok Shop sudah ditutup. (Foto: Aprilia Devi/detikJatim)

Diketahui bahwa TikTok Shop resmi ditutup di Indonesia sejak 4 Oktober lalu. Fitur TikTok Shop tidak bisa digunakan lagi. Keputusan ini sejalan dengan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023.

Akibatnya, para pedagang saat ini kembali berfokus pada pemanfaatan e-commerce yang telah ada lebih dulu di Indonesia. Begitu pun dengan pedagang-pedagang di Jembatan Merah Plaza.

ADVERTISEMENT

Pengamat Ekonomi Universitas Airlangga Gigih Prihantono mengungkapkan bahwa saat ini memang masyarakat harus bisa bertransformasi untuk menghadapi perkembangan zaman termasuk di bidang perdagangan.

"Jangan sampai kita kembali mundur ke 15 tahun ke belakang. Saat ini masyarakat tentu memiliki pilihan tersendiri ingin berbelanja secara langsung ataupun secara online. Sehingga para pedagang harus bisa melakukan transformasi," kata dosen di FEB Unair itu.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads