Pedagang PGS Bersyukur TikTok Shop Ditutup: Omzet Sempat Turun 100 Persen

Pedagang PGS Bersyukur TikTok Shop Ditutup: Omzet Sempat Turun 100 Persen

Esti Widiyana - detikJatim
Jumat, 06 Okt 2023 17:17 WIB
Pedagang di PGS.
Pedagang di PGS. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Pedagang Pusat Grosir Surabaya (PGS) merasakan dampak keberadaan TikTok Shop. Semenjak ada live di platform buatan China itu, PGS jadi sepi pembeli. Kini pelanggan berangsur kembali setelah TikTok Shop resmi ditutup.

Dari pantauan detikJatim, PGS mulai dikunjungi pembeli meski tidak terlalu banyak, beberapa toko juga terlihat sepi pembeli. Meski begitu, karyawan toko mencoba merayu pengunjung dengan menawarkan harga murah.

Seperti Fitria Handayani, salah satu karyawan di toko busana wanita lantai 3. Fitria mengungkapkan tokonya tidak berjualan di TikTok Shop maupun e-commerce lain. Sehingga ia bersyukur PGS mulai dikunjungi pembeli, walaupun belum seramai dulu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alhamdulillah mulai ramai, dua hari ini banyak pengunjung, pembeli nambah. Sebelumnya sepi, bahkan sempat diliburkan gara-gara TikTok Shop. Masuk 1 minggu sekali, sama saja imbasnya. Jelas pengaruh TikTok Shop," kata Fitria saat ditemui detikJatim, Jumat (6/10/2023).

ADVERTISEMENT

Sama halnya dengan Sri Ayu (25), pedagang mukena dan alat salat di PGS. Ia setuju TikTok Shop ditutup karena sudah membuat pembeli hilang dan omzet turun hingga 50 persen.

Pedagang di PGS.Pedagang di PGS. Foto: Esti Widiyana/detikJatim

"Terasa sepi karena TikTok Shop, kehilangan pelanggan, hampir separuh pelanggan hilang dan omzet turun 50 persen dalam beberapa bulan terakhir. Sekarang masih belum kelihatan pelanggan lama ke sini lagi, masih sepi," ujar Ayu.

Ayu juga tidak menjual produk dagangannya ke TikTok Shop maupun e-commerce lain. Ia menarik pembeli dengan mendatangkan produk model terbaru dengan harga terjangkau.

Begitu pula dengan Warni, karyawan toko baju anak di PGS yang harus mengalami penurunan omzet hampir 100 persen semenjak ada TikTok Shop. Bahkan, tak sedikit pembeli yang tidak belanja, malah membandingkan harga di pasar dengan TikTok Shop.

"Pengaruh banyak gara-gara TikTok Shop, biasanya ngecer datang ke sini, gara-gara ada TikTok Shop orang nggak ada ke sini, dulu Sabtu-Minggu full orang ecer, sekarang nggak ada, hampir 100 persen turun. Biasanya dibanding-bandingkan di TikTok lebih murah gratis ongkir," jelasnya.

Pada hari kedua TikTok Shop ditutup, ia senang karena mulai banyak pengunjung datang. Meski jumlahnya tak seperti dulu, pedagang optimis PGS bisa ramai seperti dulu lagi.

"Alhamdulillah sudah banyak pengunjung. Lumayan lah ada pengunjung meski beli berapa, meski belum normal, pengecer lumayan ada, orang lihat langsung jadi beli. Kami jual di Instagram dan WA," ujarnya.

Salah satu pembeli di PGS, Ocep Pariuri dari Ambon yang sengaja belanja di pasar grosir untuk membeli kebutuhan tugas kerja. Ia mengaku suka belanja di TikTok Shop karena murah dan mudah, tetapi di sisi lain pasar juga sepi.

"Suka sekali belanja online, nggak ribet. Untuk saya sebaiknya nggak ditutup, membantu juga masyarakat, memang satu sisi ada persaingan untuk pasar Indonesia," kata Ocep.

Pembeli lain bernama Lita tampak kulakan hijab. Ia pun sebelumnya membeli di TikTok Shop. Tapi karena sudah ditutup, ia kulakan langsung di pasar dan bisa memilih kualitas hijab sesuai harga.

"Kalau di TikTok misal beli hijab paris Rp 16.000 bahannya tipis banget, di sini (PGS) Rp 17.500 bahannya lebih bagus. Tinggal pilih saja sesuai harga dan kualitas. Ini mau saya jual lagi," pungkasnya.




(irb/fat)


Hide Ads