Musim kemarau tahun ini menjadi berkah tersendiri bagi petani tembakau di Lamongan. Pasalnya, tanaman tembakau petani tumbuh optimal dengan kualitas yang bagus. Harga tembakau juga mengalami kenaikan.
Salah seorang petani tembakau dari Kecamatan Modo, Sumitro mengaku tahun ini terjadi kenaikan harga tembakau yang cukup signifikan. Musim kemarau yang cenderung kering membuat kualitas tembakau mengalami peningkatan.
"Alhamdulillah. Musim panen tahun ini terjadi kenaikan cukup signifikan, jauh jika dibandingkan dengan tahun lalu," kata Sumitro kepada wartawan, Rabu (11/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumitro menyebut naiknya harga tembakau tak lain disebabkan pengaruh cuaca. Di mana terjadi kemarau kering yang membuat tembakau dapat tumbuh baik dan optimal tanpa gangguan hujan.
Sumitro menjelaskan dalam sekali panen tanaman tembakau dengan luas lahan sekitar 1 hektare, mampu menghasilkan Rp 40 juta lebih dibanding tanaman palawija.
"Harga jual di tingkat tengkulak, yang sudah dirajang per kilonya menyentuh harga Rp 45 ribu-Rp 46 Ribu," ujarnya.
Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DKPP) Kabupaten Lamongan Mohammad Wahyudi pun mengakui kenaikan harga tembakau pada panen tahun ini. Wahyudi menyebut saat ini harga per kilogram mencapai Rp 51 ribu-Rp 54 ribu.
"Alhamdulillah petani tembakau kita mengalami kenaikan harga saat panen. Saat ini harga tembakau Rp 50 ribu sampai dengan Rp 54 ribu. Dan, harga tersebut bersifat merata di seluruh wilayah Lamongan," tutur Wahyudi.
Wahyudi mengungkapkan Oktober 2023 merupakan masa akhir panen tembakau untuk semua varietas yang ada di Lamongan, meliputi varietas Jawa Manilo, Jawa Jinten, dan Virginia.
"Saat ini sudah pada tahap panen daun pucuk. Namun hal tersebut tidak mempengaruhi tingginya harga tembakau," ungkapnya.
Selain harga jual yang tergolong tinggi, luas tanam tembakau juga terus bertambah. Terhitung hingga Juli lalu, terdapat 7.490 hektare tembakau, dan data terakhir menunjukkan angka 8.337 hektare tembakau di Kabupaten Lamongan.
"Selain harga jual yang tinggi, tahun ini luas tanam tembakau Lamongan juga mengalami peningkatan 50 persen, jika dibandingkan tahun 2022," tambahnya.
Wahyudi mengungkapkan tingginya nilai jual tembakau akan berdampak pada meningkatnya kesejahteraan petani tembakau, terutama di 8 kecamatan yang menjadi daerah penghasil tembakau. Terbanyak di Kecamatan Ngimbang, Mantup, Sambeng, Sukorame, Bluluk, Modo, Kedungpring, dan Sugio.
(irb/fat)