Kuliah sambil berbisnis bukan suatu hal yang mustahil untuk dilakukan. Seperti yang dilakukan dua mahasiswa jurusan manajemen bisnis Universitas Ciputra (UC) Surabaya, Felicia Margaret dan Edwin Hartanto.
Keduanya kini sukses menjadi pengusaha dessert jeli kelapa atau coconut jelly. Meski baru berjalan selama 3 bulan, tetapi mereka sudah meraup omzet jutaan rupiah.
Felicia mengungkapkan, ini bukan pertama kali mereka mencoba berjualan. Muda-mudi asal Surabaya ini sempat merintis bisnis kopi di tahun 2021, namun sempat vakum lantaran kesibukan perkuliahan yang tak bisa mereka tinggalkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu semester 2 kita pernah coba juga tapi membernya pada magang, jadi mau nggak mau berhenti dulu," ungkap Felicia kepada detikJatim (26/9/2023).
Tahun ini, mereka memutuskan mencoba inovasi lain dalam berjualan dengan mengemas buah kelapa menjadi jajanan praktis, namun memiliki nilai ekonomis tinggi. Produk dessert jeli kelapa yang diberi nama Mr. Coco tersebut lahir karena banyak temannya yang membutuhkan camilan untuk menemani aktivitas selama di rumah atau kos-kosan.
"Awalnya iseng-iseng diskusi sama teman, pingin coba jualan lagi. Terus kita kepikiran coconut jelly yang bisa jadi bahan jualan karena coconut jelly ini lumayan ngetren dan bagus juga buat kesehatan. Jadi kita bisa naikin value dari kelapa biasa dengan menjadikan air kelapa itu bahan dasar dari jelinya nanti gitu," tuturnya.
Ketika mulai berjualan kembali, Felicia dan Edwin memanfaatkan media sosial sebagai tempat untuk memasarkan produk mereka.
![]() |
Melalui akun Instagram pribadi dan grup WhatsApp, pada tanggal 1 Juli 2023 lalu, mereka membuka sistem pre order untuk penjualan Mr. Coco ini. Tak disangka, pekan pertama penjualan membuahkan feedback yang positif.
"Pertama kali PO, rata-rata terjual 100 sampai 120 pcs. Biasanya sekitar 30 sampai 35 orang yang membeli," tambah Felicia.
Buah kelapa yang dijadikan olahan jeli ini dijual dengan harga yang lebih murah dari harga biasanya, tentu hal ini menjadikan peluang bisnis yang menjanjikan karena banyaknya peminat yang tertarik untuk mencoba. Menurut Felicia, produknya ini dihargai hanya Rp 20 ribu/buah.
"Karena kita ngerasa tuh coconut jelly di pasaran harganya cukup tinggi sampai akhirnya banyak orang yang jadi kurang minat coba coconut jelly, makanya kita buat lebih terjangkau supaya lebih affordable dan accessible buat semua orang," imbuhnya.
Felicia sendiri memang aktif di media sosial pribadinya, sehingga pemasarannya tak begitu sulit. Selain itu, dengan bantuan teman-teman dekatnya, hingga review dari pembeli, hingga hari ini ia terus memproduksi Mr. Coco sekitar 100 buah per minggu.
Selain itu, antusiasme konsumen terhadap produk Mr. Coco ini juga membuat Felicia dan Edwin semakin semangat untuk terus membuka pre order setiap minggunya.
"Review dari konsumen sih pasti positif banget. Banyak dari mereka yang bilang rasanya cocok di lidah mereka, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Bahkan saking antusiasnya, mereka yang cari kita dan tanya kapan PO lagi. Pernah juga sekali, ada konsumen yang ternyata sempat repurchase karena anaknya pernah minum coconut jelly-nya pas lagi sakit dan jadi sembuh. Anaknya suka, makanya beli lagi," jelas Felicia.
Meski kuliah sambil berbisnis, tak menjadikan semangat mereka surut. Keduanya tak mengesampingkan perkuliahan dengan membuka jadwal pre order setiap weekend. Ini menjadi salah satu cara mereka membagi waktu antara perkuliahan dan bisnisnya.
Kini, dua muda-mudi ini merasa bersyukur bisa menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mereka berharap, produk Mr. Coco dapat terus berjalan dan makin banyak orang yang bisa merasakan kenikmatan dan kesegaran produk ini.
"Kita jualan sambil kuliah, tapi Puji Tuhan omzet dari penjualan ini sudah lebih dari Rp 3 juta dalam 1 bulan pertama. Kalau ditotalin modal belanja dan semuanya itu Rp 1,5 juta saja," pungkas dia.
(hil/dte)