Meilisa Mahasiswi FIB Unair Borong Juara di Ajang Esai Nasional

Meilisa Mahasiswi FIB Unair Borong Juara di Ajang Esai Nasional

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Jumat, 22 Sep 2023 13:58 WIB
Mahasiswi Unair Meilisa Dwi Ervinda memborong juara di lomba esai nasional
Mahasiswi Unair Meilisa Dwi Ervinda memborong juara di lomba esai nasional (Foto: Istimewa)
Surabaya -

Prestasi membanggakan kembali ditorehkan mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (Unair), Meilisa Dwi Ervinda. Kali ini, ia menyabet medali emas dan menjadi juara pertama dalam ajang Lombok Essay Competition di Universitas Gunung Rinjani, Lombok Timur.

Tak mudah meraih dua gelar juara ini. Meilisa menceritakan, ia harus melalui beberapa tahapan lomba, yang terdiri dari seleksi karya tulis esai, pengumuman finalis, dan berakhir dengan pembuatan video, poster, serta power point untuk presentasi.

"Untuk tahapannya, pertama yaitu seleksi paper esai dan kemudian pengumuman lolos finalis. Lalu, finalis membuat video, poster, dan power point untuk presentasi pada babak final. Seleksinya sudah sejak bulan Juni dan puncaknya di bulan September ini," terang Meilisa, Jumat (22/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kompetisi itu, Meilisa mengusung sebuah ide berbasis teknologi. Ide itu berupa alat yang memudahkan siswa dalam melakukan presensi di lingkungan sekolah.

Lahirnya ide ini berlatar belakang dari kondisi presensi manual di sekolah-sekolah yang terasa menyulitkan. Selain itu, presensi manual juga cenderung memakan waktu yang cukup lama. Sehingga, Meilisa mencetuskan alat untuk memudahkan presensi siswa dengan lebih cepat dan sederhana.

ADVERTISEMENT

"Jadi, karya ini memang berangkat dari latar belakang presensi manual di lingkungan sekolah. Presensi manual itu kan membutuhkan waktu lama. Lalu, lahirlah ide alat ini yang berbasis face recognition, jadi bisa lebih cepat gitu," ujar Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia itu.

Dengan alat tersebut, siswa bisa dengan mudah melakukan presensi melalui scan atau deteksi wajah. Metode ini, menurut Meilisa, lebih efektif dalam memudahkan presensi siswa daripada metode manual.

"Nantinya siswa bisa melakukan presensi hanya dengan scan atau deteksi wajah," imbuhnya.

Perjuangan Meilisa

Meilisa mengaku perjuangannya tak mudah dalam meraih gelar membanggakan itu. Saat menjalani tahap presentasi, Meilisa sempat menghadapi sejumlah tantangan, salah satunya ketika menyampaikan gagasan pada audiens.

"Tantangannya lebih ke bagaimana menjelaskan teknologi ini waktu presentasi dan menjelaskannya ke umum. Karena ini kan teknologi, ya, basic-nya seperti box yang harus terkait dengan komputer. Sehingga, untuk membuat audiens paham dan mengerti gagasan kami ini menjadi salah satu tantangan tersendiri," tuturnya.

Meski sempat berhadapan dengan tantangan-tantangan, Meilisa sukses menuntaskan tahapan perlombaan itu hingga akhir. Tidak tanggung-tanggung, bahkan dua gelar sekaligus berhasil ia raih.

Kendati demikian, ia enggan berpuas diri. Meilisa berharap, ke depan ia dapat terus menorehkan prestasi dan senantiasa menebar inspirasi pada sesama mahasiswa.

"Harapannya semoga nanti bisa mencoba lagi di berbagai perlombaan dan bisa lebih lagi. Dan tentunya semoga bisa terus menginspirasi yang lain," tutupnya.




(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads