Sepinya transaksi di Pasar Kapasan Surabaya membuat omzet para pedagang terjun bebas. Omzet pedagang jatuh hingga 90 persen.
Salah satu pedagang Pasar Kapasan, Maisaroh (24), mengatakan tokonya mengalami penurunan omzer yang sangat drastis. Bahkan kini hanya mendapat 10% dari penjualan dibandingkan sebelum sepi.
"Menurun sampai 90% omzet. Dulu bisa sampai Rp 10 juta sehari, sekarang cuma Rp 1 juta sehari," keluh Maisaroh kepada detikJatim, Jumat (22/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maisaroh (24) mengatakan sepinya Pasar Kapasan bisa dirasakan sejak sekitar 5 bulan yang lalu atau usai lebaran. Menurut Maisaroh, sepinya pembeli karena terdampak penjualan online melalui live.
"Menurun parah. Gara-gara live Shopee, TikTok. Menurun parah, corona aja ga kayak gini, masih ada omzet. Sekarang ga ada sama sekali. Habis lebaran mulai sepi banget," kata Maisaroh.
Ia sendiri tidak menjual pakaian secara live di e-commers atau medsos. Karena barang yang dijual adalah grosir ditambah dengan proses COD atau bayar di tempat yang tidak efisien.
"Gak live karena grosir, kalau jual per pcs susah untuk ukuran lainnya. Pernah coba (live) tapi COD-nya ribet. Upayanya kulakan yang baru setiap hari ganti contoh. Kulak jadi sedikit. Mau kulak banyak juga takut," jelasnya.
Sama halnya dengan Fatimah (42) penjual pakaian di lantai 3 yang mengaku tak banyak pembeli saat ini. Bahkan, jika dibanding pada saat pandemi COVID-19, lebih sepi saat ini.
"Sepi banget sekali. Pandemi ndak, malah lumayan. Sejak awal tahun. Gara-gara banyak yang live sama jualan online, akhirnya fungsi pasar apa. Di sini yang jualan banyak, tapi yang beli sedikit," kata Fatimah.
Omzet penjualannya juga turun drastis. Pembeli yang datang pun rata-rata dari langganan yang memang biasa kulak di tempatnya. Ia juga tidak bisa menjual pakaiannya secara live, karena ukuran yang tak bisa dijual satuan.
"Menurun bisa sampai 80%. Kalau langganan datang baru ada pembeli, kalau gak ada langganan ya gak ada. Saya ndak live, kalau live ukurannya ga seri," ujar Fatimah yang sudah 10 tahun berjualan di Pasar Kapasan.
Begitu pula dengan Hasanah (17) penjaga toko pakaian wanita di lantai 1. Ia menyebut, sudah beberapa bulan ini pasar sepi dari pembeli karena imbas dari penjualan secara live.
"Sepi banget. Pembeli sepi, sekarang sepi. Ga serame dulu. Gara-gara live TikTok jual online. Ngaruh besar di pasaran yang jual offline," pungkasnya.
(esw/iwd)