Kota Probolinggo memiliki pusat oleh-oleh legendaris yang berada di pinggir jalan raya jalur pantura, tepatnya di Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kademangan. Namun, saat ini pusat oleh-oleh tersebut sepi, meskipun di momentum Lebaran.
Pada tahun 1980 hingga 1990-an, pusat oleh-oleh ini pernah berjaya, hampir setiap tahun pada mudik Lebaran, pusat oleh-oleh ini selalu ramai dikunjungi para pemudik. Banyak yang sengaja datang untuk membeli buah tangan untuk keluarga.
Kini, jujugan favorit pemudik tak lagi seramai dulu. Adanya jalan tol, ditambah menjamurnya toko waralaba, membuat pusat oleh-oleh ini semakin sepi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika ada pengunjung yang mampir, biasanya mereka sekadar bernostalgia dengan membeli jajanan khas Jawa Timur, khususnya jajanan khas wilayah Tapal Kuda.
Pusat oleh-oleh Probolinggo ini menjual aneka jajanan. Mulai dari aneka keripik, aneka kerupuk, hingga olahan tapai dan camilan ringan lainnya.
![]() |
Salah satu pemudik asal Jombang, Eva Wati mengaku hampir setiap tahun saat mudik selalu rutin mampir ke pusat oleh-oleh ini. Di sana ia membeli camilan untuk dimakan bersama saat pulang ke kampung halaman di Kabupaten Probolinggo.
"Seperti kurang pas, kalau mudik nggak mampir beli makanan ringan di pusat oleh-oleh legendaris Kota Probolinggo ini, hampir setiap tahun pasti mampir membeli oleh-oleh untuk keluarga di kampung halaman, dan camilan santai bersama keluarga," kata Eva Wati, Rabu (26/7/2023).
Sementara itu, Purnomo, salah satu pedagang di pusat oleh-oleh Kota Probolinggo mengaku pembeli saat Lebaran cenderung sepi dan tidak seramai dulu. Ia ikut terdampak adanya jalan Tol Pasuruan-Probolinggo, juga masih ada dampak dari pandemi COVID- 19.
Namun, meski tidak seramai dulu, ia mensyukuri ada saja pemudik yang mampir ke stannya. Mereka membeli camilan untuk oleh-oleh kepada sanak keluarga di kampung halamannya.
"Entah kami dan para penjual oleh-oleh di tepi jalan raya pantura ini bisa bertahan, biasanya saat mudik Lebaran pasti dan selalu ramai, sampai parkir jalan tepi kanan kiri selalu full, pedagang sepi dampak ada tol Paspro dan pasca pandemi COVID- 19," keluh Purnomo.
(hil/fat)