Pemerintah tengah membahas harga gula seiring dimulainya musim giling tebu. Penyesuaian harga gula diharapkan dapat memberi kesejahteraan petani tebu.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo mengaku penyesuaian harga beli gula kristal putih (GKP) di tingkat petani bakal dilakukan setelah terakhir kali penyesuaian harga dilakukan pada tahun 2022 lalu.
Pembahasan harga gula di tingkat petani untuk musim giling tahun ini baru akan dilakukan. Harapannya, agar gula yang ditentukan mampu membawa kesejahteraan bagi petani tebu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi kita lakukan review, untuk mendiskusikan berapa harga yang baik untuk disesuaikan. Artinya, berapa harga gula yang baik pada 2023 khususnya di tingkat petani," kata Arief kepada wartawan usai meninjau giling pertama di PG Krebet, Bululawang, Kabupaten Malang, Sabtu (6/5/2023).
Arief membeberkan, harga gula tingkat petani sebesar Rp 10.500 per kilonya. Dari besaran harga itu kemudian disesuaikan menjadi Rp 11.500 per kilogramnya.
Pihaknya kini membuka ruang diskusi dengan kementerian terkait seperti Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) serta Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) untuk menyesuaikan harga gula pada musim giling tahun ini.
"Jadi, dua tahun lalu harganya naik menjadi Rp10.500, berikutnya, dinaikkan lagi menjadi Rp 11.500 per kilogram. Kemudian sampai saat ini belum naik," bebernya.
Arief mengaku, pihaknya telah menerima sejumlah usulan untuk penyesuaian harga gula tingkat petani pada musim giling tahun ini. Jumlah besaran yang diterima berkisar Rp 12 ribu sampai Rp 13 ribu per kilogramnya.
"Usulannya bermacam-macam, ada yang Rp 12 ribu, Rp12.500 sampai Rp13 ribu. Kalau APTRI maunya setinggi-tingginya, karena perwakilan dari petani," akunya.
Kendati begitu, penyesuaian harga gula harus menitikberatkan pada daya beli masyarakat Indonesia terhadap komoditas tersebut. Sehingga nantinya pemerintah akan melakukan perhitungan secara rinci terkait penyesuaian harga gula.
"Kita punya 270 juta warga Indonesia yang perlu dijaga daya belinya. Pesan Bapak Presiden adalah harga di tingkat petani, penggilingan dan konsumen harus baik," tegasnya.
Arief menambahkan, dengan rencana akan adanya penyesuaian harga gula tingkat petani pada musim giling saat ini. Maka, harga gula di tingkat konsumen otomatis akan menyesuaikan. Namun, penentuan harga gula di tingkat petani itu masih akan melalui sejumlah tahapan.
Sejumlah tahapan yang akan dilalui untuk menentukan besaran penyesuaian harga gula di tingkat petani tersebut adalah, rapat koordinasi teknis (rakornis) hingga apat koordinasi terbatas (rakortas).
"Angka kesesuaian ini nanti kita bawa dalam rapat dengan beberapa kementerian dan lembaga lain. Kami akan berikan harga yang paling baik," imbuhnya.
Harapannya penyesuaian harga ini mampu meningkatkan minat petani untuk menanam tebu agar swasembada gula yang dicita-citakan bisa terealisasi.
Namun ia menegaskan penyesuaian harga ini juga harus disesuaiakan dengan tingkat produsen, di tengah penggilingan, dan di tingkat konsumen.
"Semoga tidak dalam waktu lama, anjusment ini akan ada, sehingga untuk tahun-tahun berikutnya petani itu senang untuk menanam, sehingga produksi lebih baik," pungkasnya.
(abq/iwd)