Pandemi COVID-19 sempat meluluhlantakkan aneka sektor dan aktivitas masyarakat di Indonesia. Termasuk, para pedagang kuliner.
Hal itu rupanya dirasakan oleh pemilik Sorento Kebab Station, Kevin Pedram Jadidi. Menurutnya, merintis bisnis dari 0 saat pagebluk bukanlah hal mudah.
"Kita buka 2 minggu sebelum Pandemi COVID-19. Memang susah, ini makanan luar negeri kan, jadi harus buat menu-menu yang cocok juga dengan lidah orang Indonesia," kata Kevin kepada detikJatim, Minggu (2/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kevin mengaku sempat jatuh bangun hingga bekerja ekstra keras untuk mengenalkan kedainya yang berada di Raya Menganti 38-40, Kecamatan Wiyung, Surabaya itu. Namun, Kevin menyebut 'usaha tak mengkhianati hasil'.
Dibantu istrinya, Helena Noradiana Indahkara Wijaya, Kevin mengaku mulai mengulik dan memodifikasi resep khususnya. Begitu juga dengan melakukan pelayanan pesan antar hingga menyempurnakan kualitas menu yang dimiliki.
"Di Iran tidak ada sambal, nah di sini orang suka yang pedas-pedas. Jadi, kita cocokkan dengan lidah orang Indonesia biar suka, ya memang nggak gampang, apalagi pas Pandemi COVID-19 saat itu," imbuhnya.
Perlahan, seiring landainya kasus COVID-19, satu persatu pengunjung datang. Bahkan, ia menawarkan melalui aneka jejaring sosial. Alhasil, bule pun datang ke tempatnya dan langsung memesan porsi dengan kuantitas besar.
"Ada orang indo dan bule luar negeri juga sampai ke sini, tapi alhamdulillah sekarang sudah lancar dan laku, kata mereka nasi biryani paling enak di sini, kata konsumen ikannya beda, apalagi kubidenya juga disebut original," papar pria asal Iran itu.
![]() |
"Kata kebanyakan bule yang ke sini, rasanya 99% sama dengan di Makkah, alhamdulillah kalau cocok, nggak perlu otak-atik resep lagi," lanjut dia.
Hal senada disampaikan istrinya, Helena Noradiana Indahkara Wijaya. Ia mengaku memang butuh waktu agar bisa menarik dan mempertahankan pelanggan.
"Makanya, kita jaga kualitas, karena kalau 2 sampai 3 bulan mereka makan lagi ke sini, mereka bilang rasanya sama," ujarnya.
Kendati demikian, Helena menceritakan menggeluti bisnis di bidang kuliner ini awalnya tak mudah. Namun, perlahan ia dan Kevin bisa menyesuaikan dengan lidah pelanggan.
"Awalnya ya sekitar 2 sampai 3 bulan, sudah tahu pasaran dan rasa yang diinginkan mereka gimana, lalu kita melengkapi. Kebanyakan pesan paket family, karena lengkap ada tomat bakar, ayam, roti, dan nasi 2 macam dengan bumbu khusus," tuturnya.
![]() |
Lalu bagaimana saat puasa? sejak Ramadhan 2020, Helena mengaku selalu ada peningkatan. Bahkan, didominasi pelanggan yang kerap mengajak keluarga dan rekan kerja untuk berkumpul bersama.
"Alhamdulillah, sekarang sudah ramai, sudah semakin banyak pelanggannya. Kerja keras kita terbayarkan," pungkas Helena sambil tersenyum.
(hil/fat)