Tin tergolong buah istimewa karena menjadi salah satu buah yang disebutkan dalam Al-Qur'an yakni Surah At Tin. Buah dari jazirah Arab ini juga mempunyai segudang khasiat untuk kesehatan. Ternyata, buah tin juga dibudidayakan di Mojokerto.
Budi daya buah tin bisa dijumpai di Dusun Joho, Desa Tempuran, Pungging, Kabupaten Mojokerto. Di kebun milik Yayan ini terdapat 2 petak kebun buah tin yang menggunakan teknologi greenhouse. Masing-masing greenhouse seluas 6x22 meter persegi berisi 80 pohon.
Pegawai bagian perawat tanaman, Anang Faisal mengatakan, budi daya buah tin di tempat ini baru berjalan sekitar 5 bulan lalu. Bibitnya dibeli dari Krian, Sidoarjo sebanyak 200 batang. Harga setiap bibit hasil mencangkok itu Rp 15 ribu. Jenisnya buah tin merah, kuning dan hitam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tin ini kan buah spesial, harganya mahal, di pasaran juga masih jarang. Kami ingin mengenalkan buah ini kepada masyarakat," terang Anang kepada wartawan di lokasi, Jumat (31/3/2023).
Bibit tanaman dengan nama latin Ficus Carica atau buah Ara itu lebih dulu ditanam di pot kecil berdiameter 15 cm. Perawatannya cukup mudah, yakni tanahnya disiram dengan air nutrisi hidroponik sampai lembab. Setelah berumur 1 bulan atau akarnya tumbuh lebat, pohon buah tin dipindahkan ke pot lebih besar.
"Cukup disiram lembab saja, baru disiram lagi kalau tanahnya kering. Kalau kemarau 2 sampai 3 hari baru siram," terang Anang.
Selanjutnya, setiap pohon tin dipindahkan ke pot yang lebih besar. Media tanam ini tergolong canggih karena menggunakan teknologi autopot. Sehingga, Anang tak perlu menyiram tanaman secara manual. Sebab, air nutrisi hidroponik otomatis mengalir ke dalam tanah di setiap pot.
![]() |
"Begitu air habis, katup membuka, mengisi air nutrisi sampai ketinggian 3 cm. Setelah 3 cm, otomatis air berhenti. Baru mengisi lagi ketika tanah di pot sudah kering," jelasnya.
Setiap pohon tin butuh waktu 4 bulan dari bibit sampai berbuah. Selanjutnya, dari awal berbuah sampai panen butuh waktu 3 bulan. Menurut Anang, setiap pohon mampu menghasilkan 40 sampai 60 buah tin. Ia sengaja menjaga setiap pohon hanya 2 cabang untuk menjaga kualitas buahnya.
"Supaya buahnya lebih besar dan manis. Biasanya kalau cabang banyak, buahnya banyak tapi kecil-kecil," ujarnya.
Masa panen buah tin, lanjut Anang, berlangsung 2 sampai 3 bulan. Karena buah tin di setiap pohon tidak bisa matang bersamaan. Uniknya, buah dari Jazirah Arab ini matang berurutan dari bawah ke atas.
Ketika matang, buah ini berubah warna dari hijau menjadi merah, kuning atau hitam. Selain itu, teksturnya berubah juga dari keras menjadi empuk.
Menurut Anang, pemasaran buah tin baru melalui medsos dan marketplace. Pengirimannya juga masih sebatas di Pulau Jawa saja. Sebab, buah Ara ini hanya mampu bertahan 3 hari dalam proses pengiriman. Lebih dari itu, buah akan rusak.
"Sementara pengiriman Pulau Jawa saja. Peminatnya banyak wilayah Jatim. Pengiriman paling jauh Bandung, Jakarta," cetusnya.
Buah tin mempunyai segudang khasiat. Mulai dari menyehatkan pencernaan karena kaya serat, menjaga gula darah, meningkatkan kepadatan tulang karena kaya kalsium dan kalium, menurunkan kolesterol, mengatasi anemia, serta menyehatkan kulit dan menjaga kekebalan tubuh karena mengandung antioksidan.
![]() |
Oleh sebab itu, harga buah tin lumayan mahal. Menurut Anang, buah dari surga ini ia banderol Rp 40.000 per 250 gram isi 6 buah. Sedangkan 1 kilogram dijual Rp 150.000.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pembibitan sendiri dengan teknik stek. Karena ke depan greenhouse akan ditambah seiring jumlah pohon yang kian banyak.
"Ke depannya kalau sudah berbuah semua, kami buat agrowisata," tandasnya.
(hil/iwd)