Hari Bank Dunia atau World Bank Day diperingati setiap 1 April. Sebab, Bank Dunia lahir pada tanggal tersebut tahun 1944.
Bank Dunia lahir pada konferensi yang bertajuk United Nations Monetary and Financial Conference di Bretton Woods, New Hampshire, Amerika Serikat.
Hari Bank Dunia diperingati untuk melawan kemiskinan yang terjadi. Kini, kantor Bank Dunia berpusat di Washington DC, Amerika Serikat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bank Dunia punya 11 kantor cabang di negara berbeda. Juga memiliki 189 negara anggota, termasuk Indonesia.
Bank Dunia atau World Bank didirikan dengan tujuan kerja sama dan rekonstruksi ekonomi internasional, yang melemah usai Perang Dunia II.
Seiring berjalannya waktu, Bank Dunia kini bertugas dalam mendistribusikan dana bantuan bagi negara yang perekonomiannya terganggu krisis moneter, bencana alam, dan lain sebagainya.
Sebab, kesulitan perekonomian yang dialami suatu negara dapat berdampak pada sistem perekonomian dunia. Selain memberi bantuan dana, Bank Dunia juga bertugas memberikan jasa konsultasi pada setiap negara, yang sedang memperbaiki kondisi perekonomiannya.
Meski memiliki tujuan mulia, di baliknya tersimpan kontroversi. Sebab ada peraturan bahwa Bank Dunia berhak mengubah aturan Undang-Undang suatu negara sebelum menyetujui sebuah proposal peminjaman.
Soal itu menuai pro kontra. Permasalahan lainnya ialah, tak jarang suatu negara yang berutang pada Bank Dunia tak terkendali, hingga menimbulkan kekacauan lain di dalam negeri tersebut.
Kiprah Indonesia di Bank Dunia
Kiprah Indonesia di Bank Dunia yakni ketika Sri Mulyani Indrawati yang merupakan Menteri Keuangan pada saat itu, memutuskan untuk mengundurkan diri pada 5 Mei 2010 kemudian menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia selama 6 tahun.
Ia bertugas mengatur 74 negara di Amerika Selatan, Karibia, Asia Timur dan Pasifik, Timur Tengah dan Afrika Utara.
Sejarah Panjang Bank Dunia
Mengutip situs resmi World Bank, ada sejarah panjang Bank Dunia dari tahun ke tahun. Di tahun 1946 hingga 1967, tercatat dalam sejarah bahwa yang pertama menerima bantuan dana dari Bank Dunia adalah Perancis. Lalu diikuti negara-negara Eropa lainnya, yang pada masa itu sedang membangun kembali sistem pemerintahan dan infrastruktur nasionalnya pascaperang.
Bank Dunia beralih mendanai proyek-proyek infrastruktur di seluruh dunia. Di sektor-sektor seperti listrik, irigasi dan transportasi.
Pinjaman pertama dari negara non-Eropa ialah dari Chili di tahun 1948. Chili pinjam 13,5 juta USD untuk proyek pembangkit listrik tenaga air.
Di tahun 70an, lebih dari 40 persen orang di negara berkembang hidup dalam 'kemiskinan yang absolut'. Maka dari itu, Bank Dunia mendirikan proyek-proyek yang bertujuan membantu orang miskin secara langsung.
Anggota Bank Dunia terus bertambah yang mengantarkan pada perkembangan sektor-sektor baru. Seperti lingkungan, pembangunan pedesaan, air, sanitasi, pendidikan dan lain-lain.
Selanjutnya pada periode 1982 hingga 1994, terjadi lonjakan harga minyak, krisis hutan dan lingkungan yang membuat Bank Dunia bergerak dalam penyesuaian dengan kondisi yang ada.
Baca juga: Kode Bank Jatim dan Cara Transfer dari ATM |
Pada 1991, The Global Environment Facility (GEF) didirikan untuk fokus pada perlindungan lingkungan. Pada 1996, permohonan utang negara-negara miskin disetujui demi fokus pada pembangunan berkelanjutan untuk mengurangi angka kemiskinan.
Selama akhir 1990-an, Bank Dunia bergerak kembali ke bidang pencegahan konflik, rekonstruksi pascakonflik, dan bantuan bagi negara-negara untuk mengarahkan kembali ekonomi mereka setelah perubahan politik besar.
Bank Dunia bekerja sama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada2015. Bank Dunia memasuki abad baru dengan menekankan pembangunan berbasis masyarakat, serta koordinasi dalam mendistribusikan bantuan. Bekerja untuk melindungi kelompok rentan, dan mengurangi dampak perubahan iklim.
Komitmen Bank Dunia terjaga hingga kini. Meskipun badannya bergerak dalam bidang perekonomian, Bank Dunia juga berperan penting dalam perkembangan dunia pendidikan. Yang terbukti sejak 1963 telah mengeluarkan dana tak kurang dari 36,5 triliun Dolar AS untuk sektor pendidikan.
(sun/iwd)