Hari Filateli Indonesia, Harinya Kolektor Prangko

Hari Filateli Indonesia, Harinya Kolektor Prangko

Nanda Syafira - detikJatim
Selasa, 28 Mar 2023 18:27 WIB
Filateli adalah kegiatan mengumpulkan atau mengkoleksi prangko dan benda-benda pos lainnya. Hari Filateli Nasional diperingati setiap 29 Maret. Ini sejarahnya!
Ilustrasi Hari Filateli Indonesia/Foto: ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI
Surabaya -

Filateli merupakan hobi mengumpulkan prangko dan benda pos lainnya. Pada umumnya, mereka mengutamakan benda-benda pos keluaran lama.

Sebab, semakin tua maka harga barang koleksi semakin tinggi. Meski begitu, mereka juga tidak mengesampingkan benda pos edisi terbaru.

Tanggal 29 Maret dijadikan sebagai Hari Filateli Indonesia. Harinya para kolektor prangko ini menjadi pengingat untuk masyarakat, akan kemunculan prangko di tengah masyarakat dari masa ke masa hingga di masa kini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Istilah filateli atau dalam bahasa Inggris philately berasal dari bahasa Perancis, philatelie. Istilah itu pertama kali muncul pada 1864, diciptakan oleh seorang filatelis, Georges Herpin.

Istilah itu menggabungkan akar kata bahasa Yunani philos yang berarti suka dan ateleia yang berarti tidak membayar kewajiban dan pajak. Fungsi prangko pada masa itu sebagai pengganti biaya pengiriman surat karena telah dibayarkan oleh pengirim.

ADVERTISEMENT

Sehingga memudahkan kegiatan surat-menyurat. Sebab, sebelum diciptakannya perangko, penerima surat yang harus membayar biaya pengiriman surat.

Mengutip detikJateng, banyak hal yang harus dipahami sebelum terjun ke dunia filateli. Seperti harus memahami jenis, bentuk dan kondisi fisik, asal negara, serta tanda-tanda prangko.

Selain itu, filatelis mestinya memahami nilai prangko di pasaran. Yang paling penting, seorang filatelis harus memahami perbedaan prangko resmi dan palsu.

Dalam mengoleksi prangko pun terdapat banyak hal yang harus dipersiapkan. Seperti album prangko, pinset, kaca pembesar, pengukur gigi prangko, alat pendeteksi prangko, dan lain sebagainya.

Hari Filateli Indonesia:

1. Sejarah Prangko dan Filateli di Indonesia

Prangko tercatat pertama kali diedarkan di Indonesia pada 1864. Prangko pertama yang beredar menampilkan gambar Raja Willem III.

Prangko tersebut dibuat JW Kalser serta dicetak S'Rijks Munt di kertas berwarna merah anggur. Namun Indonesia baru menerbitkan prangko sendiri pada 1 April 1964. Itu bertepatan dengan diperingatinya 100 tahun penggunaan prangko.

Peringatan Hari Filateli Nasional berawal pada 29 Maret 1922. Di masa itu para kolektor prangko berkumpul lalu mendirikan klub filateli dengan nama Postzegelverzamelaars Club Batavia di Batavia atau yang kini disebut Jakarta.

Organisasi tersebut sukses dan berkembang pesat. Hingga pada 15 Agustus 1940, di kota yang sama dengan menampung aspirasi lokal dari berbagai wilayah di Indonesia, didirikanlah organisasi serupa bernama Nederlandsch Indische Vereeniging van Postzegel Verzamelaars'.Setelah itu, organisasi tersebut berulang kali berganti nama, dengan rincian:

  • Algemene Vereeniging voor Philatelisten in Indonesia (AVPI)-(Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia)
  • Perkumpulan Umum Philateli Indonesia (PUPI)-(1953)
  • Perkumpulan Philatelis Indonesia (PPI)-(1965)
  • Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI) (1985-kini)

Indonesia kemudian bergabung dengan federasi filateli regional maupun internasional. Dengan harapan, filatelis Indonesia akan dapat mengikuti perkembangan filteli dunia. Federasi tersebut yakni:

  • Internasional: Indonesia bergabung sebagai anggota Federation International de Philatelie (FIP) yang berkedudukan di Swiss (1969).
  • Regional: Indonesia dan beberapa anggota FIP wilayah asia membentuk federation of inter-asian philately (FIAP) yang berkedudukan di Singapura, dengan anggota terdiri dari Perkumpulan Filateli di wilayah Asia Pasifik (1974).

Berbagai pameran dan perlombaan mengenai prangko telah dilakukan seiring dengan perkembangan filateli di Indonesia. Meskipun di masa kini, masyarakat tak lagi mengirim surat dengan cara lama yakni menggunakan prangko, tak menyurutkan minat orang-orang untuk mengumpulkan prangko.

Terbukti, filateli masih menjadi hobi yang digemari masyarakat Indonesia. Tak jarang, hobi ini juga dapat menjadi ladang rezeki.

Tingginya nilai ekonomis dan investasi prangko disebabkan banyaknya peminat prangko.

2. Sejarah Prangko Dunia

Prangko pertama di dunia tercatat diterbitkan pada 6 Mei 1840 yang bernama The Penny Black, yang digagas seorang guru bahasa Inggris sekaligus penemu, yang menghabiskan bertahun-tahun melakukan kampanye reformasi layanan pos, Sir Rowland Hill.

Pada awalnya, filateli merupakan hobi para raja. Sebut saja Raja Carol Caraiman dari Rumania, Raja Alfonso XIII dari Spanyol, Raja George dari Inggris (ayah Ratu Elizabeth), hingga Ratu Elizabeth pun meneruskan hobi tersebut dengan prangko-prangko warisan ayahnya, seperti prangko-prangko asal negara jajahan Inggris.

Oleh sebab itu, sebelum tahun 1940 muncul istilah 'king of hobbies and hobby of the kings' bagi filateli di Eropa. Kemudian, hobi mengumpulkan prangko ini diikuti seluruh kalangan masyarakat, jenderal, dokter, buruh, mahasiswa hingga rakyat jelata.

Di Amerika, filateli sangat berkembang, hingga terdapat perkumpulan filateli dengan jumlah yang cukup banyak. Perkembangan filateli yang tumbuh subur di Amerika ini menghasilkan literatur yang terbit mingguan hingga bulanan.




(sun/iwd)


Hide Ads