Pandemi COVID-19 membuka jalan baru bagi warga Lamongan korban PHK ini. Ia sempat 'keluyuran' untuk mencari kerja namun berujung buntu karena hampir semua terimbas pandemi.
Di tengah putus aa mencari kerja itu, ia akhirnya mengambil inisiatif untuk membuka usaha kecil-kecilan dengan budi daya lele.
Itulah kisah Mohammad Imron (42), warga Desa Keduwul, Sukodadi yang kini bisa dibilang sukses dengan usahanya budi daya lele. Meski diberhentikan dari perusahaan tempatnya bekerja di tengah pandemi, Imron mampu bangkit dan sukses dalam merintis usaha budi daya lele.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika pandemi COVID-19 itu saya kena PHK karena pabrik tempat saya bekerja terkena imbas pandemi. Kala itu, saya harus bolak-balik mencari pekerjaan lain demi bisa menyambung hidup," kenang Imron mengawali kisahnya kepada detikJatim, Minggu (15/1/2023).
![]() |
Setelah menjadi korban PHK, Imron harus keluar masuk perusahaan dan pabrik untuk mencari kerja. Namun, jawaban yang ia terima ketika itu selalu sama, tak ada perusahaan atau pabrik yang mau menerimanya karena kondisi pandemi membuat banyak sektor kalang kabut.
"Akhirnya di tengah kejenuhan dalam mencari pekerjaan itu, saya memiliki ide untuk membuka usaha sendiri. Setelah saya timbang-timbang, saya memutuskan usaha kecil-kecilan yang akan saya buka itu adalah budi daya ikan lele," ujarnya.
Imron mengaku pada awal budidaya ikan lele itu ia hanya punya 1 kolam terpal ikan lele dengan ukuran hanya 1x2 meter saja yang ia beli dengan uang sisa uang pesangonnya. Benih ikan lele yang ia beli juga tidak banyak karena memang kolam terpal yang ia buat hanya seukuran 1x2 meter saja. Kolam terpal itupun ia buat di samping rumahnya.
"Berbekal informasi yang saya dapat dari teman dan sanak saudara, akhirnya saya punya ide untuk budidaya ikan lele ini. Saya awali dengan membeli benih ikan lele yang jumlahnya juga tidak banyak karena kolam terpal yang saya buat juga hanya 1x2 meter yang saya buat di samping rumah," ungkapnya.
Seperti pepatah sedikit sedikit lama lama menjadi bukit, usaha yang dirintis Imron dengan kolam terpal seluas 1x2 meter itupun berkembang seiring dengan keuletannya. Imron menjelaskan, lambat laun banyak orang yang mengetahui usaha budidaya lelenya dan setiap minggunya banyak pengunjung yang berdatangan ke pekarangan samping rumahnya untuk membeli bibit atau benih ikan lele miliknya. Kini, Imron mampu memiliki 20 kolam ikan lele dari terpal dan kolam beton.
"Saat ini sudah ada 20 kolam, yang terdiri dari kolam beton dan kolam terpal dengan ukuran 2x4 meter dimana setiap kolamnya saya isi ratusan bibit lele," paparnya.
Berkat keuletannya, Imron yang membudidayakan lele jenis sangkuriang dan mutiara itu mampu menjual bibit ikan lelenya hampir 1 juta ekor setiap minggunya dan bisa meraup keuntungan sekitar Rp 50 juta per bulan.
Untuk kebutuhan pakan lele itu sendiri, Imron setidaknya menghabiskan pakan sekitar 30 kilogram per harinya. Menurut Imron, lele jenis sangkuriang dan mutiara relatif lebih cepat perkembangannya dan kualitas ikannya pun lebih baik jika dibandingkan dengan jenis lele lainnya.
"Harga masing-masing bibit ikan lele itu juga lain-lain tergantung ukurannya, untuk U7 (ukuran 7) harganya Rp 190 per ekor dan U8 serta U9 harganya Rp 200 per ekor. Sedangkan untuk cek 100 setara U10 tidak dijual perekor, melainkan dijual kiloan dengan harga Rp 30 ribu per kilogramnya," terang Imron seraya mengucapkan syukur pada Tuhan atas apa yang bisa ia raih itu.
Pembeli yang datang ke tempat budidaya milik Imron ini tak hanya berasal dari lokal Lamongan saja, namun juga berasal dari luar kota seperti Bojonegoro, Tuban, Gresik dan Mojokerto. Imron juga menawarkan bibit lelenya secara offline dan online.
Selain melayani pembelian di tempat, yaitu di rumahnya, Imron juga rutin tiap 2 minggu sekali mengirim permintaan ratusan ribu bibit ikan lele ke luar pulau, seperti Makasar, Ambon dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Saya membeli bibit ikan lele di tempatnya Imron karena memang kualitas yang bagus. Selain itu, harganya juga lebih terjangkau dibanding dengan tempat lain," aku salah seorang pembeli benih bibit lele, Kastolan.
(abq/iwd)