Kisah Pemuda Lamongan, Dulu Tukang Ojek Kini Sukses Jadi YouTuber

Kisah Pemuda Lamongan, Dulu Tukang Ojek Kini Sukses Jadi YouTuber

Eko Sudjarwo - detikJatim
Minggu, 06 Nov 2022 17:28 WIB
Arifulloh Rafsanjani
Arifulloh Rafsanjani (Foto: Istimewa)
Lamongan -

Nasib orang siapa yang tahu. Dahulu Arifulloh Rafsanjani (25) adalah tukang ojek. Kini, pria yang akrab disapa Zan berubah menjadi seorang konten kreator sukses dengan cuan berlimpah.

Zan merupakan anak petani Desa Gempol Pading, Kecamatan Pucuk, Lamongan. Ia mengakui sebelum menjadi konten kreator, hidupnya serba pas-pasan.

"Saya hanya seorang anak petani yang hidupnya pas-pasan. Sebelum seperti ini, saya pernah jadi tukang ojek yang bahkan pernah kehabisan bensin pas sedang narik," kata Zan, Minggu (6/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, ia tak patah arang. Ia kemudian mencoba merantau untuk menimba ilmu di salah satu perguruan tinggi di Kota Bandung. Meski mampu kuliah, Zan hidup dengan segala keterbatasan ekonomi.

Kondisi itu membuat Zan akhirnya harus nyambi dengan mencari uang dengan menjadi tukang ojek. Tak hanya itu, ia juga pernah berjualan secara online di market place.

ADVERTISEMENT

"Pernah menjadi driver ojek online dengan beragam keluhannya. Pernah juga bisnis jual beli baju di salah satu platfrom jual beli online tapi gagal dan merugi hingga puluhan juta," tutur Zan.

Kegagalan ternyata tak membuatnya dirinya putus asa. Ia kembali mencari peluang. Kali ini ia mencoba menjadi seorang YouTuber yang mulai ditekuni sejak tahun 2015.

Beragam konten di telurkan, mulai dari konten musik bergenre akustik, vlogger hingga drama komedi. Namun usahanya itu belum membuahkan hasil. Karena pengikutnya masih terbilang sedikit.

Meski demikian, Zan tak putus asa. Ia juga terus belajar dan terus menggali kreatifitasnya secara konsisten hingga 2018.

"Mulai 2015 hingga 2018 saya terus belajar untuk membuat konten, belajar secara kontinyu dan konsisten dengan mengikuti sejumlah seminar," terangnya.

Perlahan tapi pasti, Zan mulai menyadari bahwa konten kreator bisa menjadi ladang cuan. Untuk itu, ia mulai serius menggarapnya. Terlebih ia memang punya ketertarikan pada bidang videografi.

Zan menyebut pada awalnya, ia memang tak konsisten dengan konten yang ditawarkan. Namun kelemahan itu segera ia sadari dan kini ia secara konsisten menyuguhkan konten yang digemari penontonnya.

"Sempat gonta ganti channel, tapi akhirnya konten eksperimen yang dikenal dengan gembel sultan ini justru banyak penggemarnya dan disukai oleh banyak orang dan Alhamdulillah sampai sekarang saya bisa membantu ekonomi keluarga," ungkapnya.

Saat ini, Zan yang sudah memiliki jutaan subscriber ini lebih memilih menjadikan social experiment sebagai konten media sosialnya. Untuk mendukung semua kontennya, Zan mengaku telah memiliki tim tersendiri sebanyak 7 orang.

Puncak kesuksesannya pun mulai terasa. Penghasilannya tak hanya datang untuk dirinya saja. Namun juga mampu membantu secara ekonomi orang tuanya. Ia pun berpesan bahwa kesuksesan mampu diraih oleh semua orang. Sebab setiap orang punya kesempatan. Tinggal mampu atau tidak memanfaatkannya.

"Kesuksesan itu tidak hanya milik orang-orang yang beruntung. Namun setiap orang memiliki kesempatan untuk sukses dan meraih mimpi. Jadi saya selalu mengajak kepada tim untuk terus berkreatifitas dalam menyuguhkan konten-konten bermanfaat bagi orang lain," tutur Zan.

Selain menerima penghasilan dari kanal YouTube, Zan juga menerima pendapatan dari beberapa platform media sosial lainnya, seperti TikTok, Facebook, Instagram dan lainnya. Bisa dibilang, Zan Films adalah konten social eksperimen yang cukup populer.

Halaman 2 dari 2
(abq/fat)


Hide Ads