Tradisi Maulid Nabi mendatangkan berkah bagi para perajin layah di Dusun/Desa Mlaten, Puri, Kabupaten Mojokerto. Omzet penjualan mereka naik dua kali lipat pada momen hari kelahiran Nabi Muhammad SAW ini.
Dusun Mlaten dikenal sebagai sentra perajin layah atau cobek. Kampung ini mempunyai sekitar 40 perajin layah. Salah satunya pasangan Ropi'in (38) dan Khusnul Janiyah (36)
Ropi'in dan Khusnul menekuni bisnis ini sejak 15 tahun lalu. Pasangan suami istri ini memproduksi layah berwarna merah dan hitam dengan 5 ukuran. Harganya bervariasi, mulai dari Rp 2.000 hingga Rp 9.000.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Layah buatan mereka dijual di Pasar Larangan dan Pasar Sepanjang, Sidoarjo. Rata-rata, mereka mampu mengirim 1.500 layah setiap pekan. Omzet penjualannya mencapai Rp 3 juta per minggu atau Rp 12 juta per bulan.
"Paling ramai penjualan satu bulan sebelum Maulid Nabi. Para pedagang di pasar sudah mulai stok," terang Ropi'in kepada detikJatim di rumah produksinya, Rabu (5/10/2022).
Karenanya, Ropi'in menggenjot produksi layah sejak sebulan lalu. Bahkan, mereka bisa melakukan 2 kali pengiriman dalam sepekan. Omzet penjualannya pun naik 100 persen menjadi Rp 6 juta per minggu atau Rp 24 juta sebulan.
"Karena permintaan tinggi, masyarakat banyak yang memakai layah untuk kenduri memperingati Maulid Nabi," jelasnya.
Ropi'in pun menunjukkan proses pembuatan layah ini. Awalnya, bahan baku tanah liat digiling agar lembut. Selanjutnya, adonan tanah liat direndam dengan air selama 3 hari. Barulah tanah liat hitam yang lembek seperti lilin itu dicetak menjadi layah sesuai ukuran.
"Untuk membuat layah warna hitam, layah yang masih basah diwarnai dulu pakai oker sebelum dijemur," ujar Khusnul.
Pengeringan layah masih mengandalkan matahari dan butuh waktu 2 hari untuk kering selama musim kemarau. Sedangkan selama musim hujan, pengeringan layah bisa sampai 1 minggu. Setelah benar-benar kering, layah berbagai ukuran itu lantas dibakar di tungku berbahan bakar kayu selama 4 jam.
"Kapasitas tungku ini 500-700 layah, tergantung ukuran layah yang dibakar. Proses akhir, layah dilap pakai kain supaya bersih," cetusnya.
(hse/dte)