Antrean sepeda motor membeli Pertalite di hampir semua SPBU di Tulungagung menjadi fenomena yang aneh. Sebab, antrean itu masih saja terjadi ketika pemerintah sudah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar dan Pertalite.
Fenomena panic buying yang ditandai antrean mengular di hampir semua SPBU di Jawa Timur sebelumnya sempat terjadi menjelang kenaikan harga BBM. Ya, bisa dibilang antrean di SPBU Tulungagung ini bisa dibilang bukan antrean panic buying karena terjadi setelah BBM naik.
Warga Tulungagung Aris mengatakan dia melihat antrean Pertalite itu salah satunya disebabkan penerapan pembatasan kuota pembelian di beberapa SPBU yang ada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengalaman saya mengisi bensin pakai sepeda motor maupun mobil, di beberapa SPBU di Tulungagung itu ada yang sudah menerapkan pembatasan dengan sistem pindai barcode MyPertamina, sehingga proses beli jadi agak lama," ujar Aris kepada detikJatim, Kamis (8/9/2022).
Aris mengaku juga pengguna mobil. Berdasarkan pengalamannya, penerapan aplikasi MyPertamina memang sudah ada di sejumlah SPBU di Tulungagun, tapi tidak semuanya.
"Setahu saya ada yang sudah diminta pakai aplikasi. Tapi ada juga yang cuma dicatat nomor kendaraannya lalu dikasih tahu maksimal pembelian cuma Rp 200 ribu. Saya juga pernah mengalami itu," katanya.
Faktor lain yang menyebabkan antrean sepeda motor di SPBU Tulungagung, menurut Aris karena sejumlah warga di lingkungan tempat dia tinggal memang saat ini lebih memilih membeli BBM ke SPBU daripada ke penjual bensin eceran.
Menurutnya, harga yang ditawarkan pembeli eceran saat ini lebih mahal karena jenis BBM yang dijual rata-rata Pertamax. Sementara bensin Pertalite yang lebih murah hanya bisa didapatkan di SPBU.
"Pengecer, kan, enggak boleh jual Pertalite. Adanya pertamax. Ini setahu saya, ya. Makanya warga yang masih ingin beli Pertalite mau enggak mau harus ke SPBU. Mungkin karena itu juga akhirnya SPBU-nya jadi ramai," ujarnya.
Sebelumnya, mengenai alasan rela mengantre beli BBM untuk sepeda motor di SPBU, seorang pembeli bernama SR yang ditemui detikJatim mengungkapkan dirinya sengaja antre beli BBM di SPBU berulang kali dalam sehari karena alasan tertentu.
SR mengaku sejak kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu dia memang rela mengantre beli BBM Pertalite ke SPBU dengan sepeda motornya, kemudian BBM itu akan dia transfer ke mobilnya.
"Ya karena kalau beli pertalite pakai mobil harus pakai aplikasi, kalau sepeda motor, kan, enggak. Lumayan (mengisinya) kalau pakai motor laki kayak gini," ujarnya.
Pembatasan dengan Aplikasi MyPertamina diterapkan sebagian SPBU untuk mobil dan sepeda motor. Baca di halaman selanjutnya.
Mengenai penerapan MyPertamina sebagai bentuk pembatasan pembelian BBM bersubsidi, Sales Branch Manager Pertamina Kediri Khoirul Anwar menyebutkan memang sebagian SPBU memang sudah menerapkan itu. Hanya saja, ia tidak merinci di mana saja.
Tidak hanya terhadap konsumen pengguna mobil, Anwar menyebutkan saat ini Pertamina juga mulai menerapkan pembatasan untuk mengantisipasi aksi borong BBM para pengguna sepeda motor. Sejumlah SPBU di Tulungagung menurutnya juga menerapkan itu.
"Untuk sepeda motor maksimal pembelian dibatasi 7 liter/hari. 10 atau 7 liter/hari. Walaupun kapasitas tangkinya besar," jelasnya.
Pembatasan juga dilakukan lewat aplikasi. Praktiknya, di sejumlah SPBU diterapkan scan barcode yang ditempel di mesin pompa bensin bagi pengguna sepeda motor yang telah terdaftar MyPertamina.
Dengan menerapkan aturan itu maka Pertamina bisa memantau setiap pembelian BBM bersubsidi. Bahkan, kata dia, jika pembeli telah memenuhi batas maksimal dan nekat mengisi di SPBU akan tetap terpantau.
"Kalau memaksa maka nozel akan berhenti," jelasnya.
Anwar pun meminta masyarakat tidak khawatir soal ketersediaan pasokan BBM di seluruh wilayah kerjanya. Di wilayah Tulungagung misalnya, kebutuhan BBM mencapai 450-500 kiloliter/hari untuk semua jenis bahan bakar. Pertamina akan memenuhinya dengan distribusi melalui 32 penyalur.
"Kebutuhan paling banyak untuk saat ini pertalite. Kami menjamin pasokan tetap tersedia," kata Anwar.