.webp)
Hariadi (62), salah satu sopir angot di Malang menyampaikan sampai saat ini belum ada kenaikan tarif angkot. Meski demikian hal itu udah dibahas dengan pemerintah setempat.
"Belum ada kenaikan tarif, mungkin masih akan dibahas dari perwakilan sopir angkot bersama Pemerintah nanti. Sekarang masih tarif lama untuk pelajar Rp 2 ribu kalau dewasa Rp 4 ribu," ujarnya saat ditemui detikJatim, Minggu (4/9/2022).
Kenaikan harga BBM yang tidak diimbangi dengan naiknya tarif angkot tentu akan membuat pemasukan sopir berkurang. Meski mengetahui hal itu, Hariadi mengaku tetap memilih memberikan layanan kepada masyarakat.
"Merugi ya jelas soalnya kan tarif belum naik. Cuman kasian masyarakat, kalau gak ada angkot yang jalan nanti siapa yang akan memberikan layanan?. Itu yang saya pikirkan terlepas dari penghasilan berapa pun," kata dia.
Ia pun tidak memungkiri jika selama ini angkot di Kota Malang sudah jarang diminati masyarakat. Hal itu terlihat dari jumlah penumpang yang tiap harinya kian lama semakin berkurang.
"Pendapatan bersih selama satu hari Rp 50 ribu dan kalau ada carteran bisa Rp 70 ribu bersih. Tapi tidak jarang juga minus karena sepi. Ya memang sudah banyak yang beralih ke ojek online juga sekarang," terangnya.
Sekretaris Organda Kota Malang, Tjokro menyampaikan bahwa memang sampai saat ini khusus di Kota Malang belum ada kenaikan tarif untuk angkot. Pihaknya masih akan melakukan komunikasi terlebih dahulu dengan sopir dan paguyuban.
"Memang sejak beberapa tahun lalu belum ada perda kenaikan tarif angkot. Insyallah kami akan segera menyurati Wali Kota. Sementara inintarif angkot di Kota Malang masih tetap untuk pelajar Rp 2 ribu dan dewasa Rp 4 ribu," singkatnya.
(abq/fat)
