Petani porang di Selur, Ponorogo 'menjerit' karena harga panen porang merosot tajam. Saat ini, harga porang basah di pasaran berkisar antara Rp 2.000-Rp 2.500.
Salah satu petani porang di Desa Selur, Ponorogo Sugimin mengaku gelisah karena harga porang terjun bebas. Dirinya sudah 2 tahun menanam porang dan ingin dipanen. Namun, harganya tidak seimbang dengan modal yang ia keluarkan.
"Harganya kemarin itu ada yang nawar Rp 2.300 per kilo. Lah saya beli bibit itu dulu mahal, belum lagi biaya pupuk. Kalau dipanen dan dijual sekarang ya gak nutut, malah rugi petani," kata Sugimin kepada detikJatim, Sabtu (3/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang akrab disapa Gimin ini mempertanyakan komitmen pemerintah khususnya Pemprov Jatim terkait porang yang sebelumnya sempat digembar-gemborkan jadi primadona baru Jatim.
"Pemerintah baik dari sini (kabupaten) maupun provinsi seperti hanya seremonial saja waktu itu, ikut gembar-gembor. Pas kayak gini enggak ada yang muncul semua," ujarnya.
Gimin mengatakan bahwa saat ini para petani membutuhkan bantuan dari pemerintah. Bukan modal, melainkan fasilitas ekspor atau setidaknya adanya batasan harga porang.
"Kita itu cuma butuh pemerintah membantu fasilitasi ekspor, atau minimal memberi batas bawah harga porang. Gara-gara digembar-gemborkan pemerintah, banyak yang tanam, sekarang harga anjlok, pemerintah gak kasih solusi," sambungnya.
Pria berusia 56 tahun itu berharap Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa segera mengambil langkah menjaga harga porang agar tidak terjun bebas.
"Bu Khofifah bantu petani porang, apalagi di Jatim, lahan porang itu banyak sekali," tambahnya.
Petani porang lainnya, Fitrid mengaku bimbang menjual hasil panen porangnya. Saat ini dirinya membutuhkan uang hasil panen tetapi harganya tidak bisa mengembalikan modal.
"Lah kalau saya jual sekarang mesti rugi. Porang ini katanya primadona baru, mana sekarang pemerintah turun ke bawah waktu gini? Enggak ada," kata Fitrid.
Fitrid berharap pemerintah peduli ke petani porang, tidak hanya saat porang sedang ramai tetapi juga saat harganya anjlok.
"Ya kita itu cuma minta pemerintah kasih garansi harga porang itu terjamin, tidak anjlok sampai segini. Kasihan petani, dulu kan pemerintah ngumumin ayo tanam porang, waktu anjlok, mbok ya dibantu petani, carikan jalan keluar bersama," tandasnya.
(dpe/iwd)