Pakar kopi dunia Manuel Diaz hadir menemui petani kopi Dampit, Kabupaten Malang, untuk memberikan edukasi budidaya kopi berkelas. Instruktur Coffe Quality Institute (CQI) ini dihadirkan langsung oleh Akartana yang dulunya dikenal PT Margosuko produsen kopi sejak 1922.
"Kopi robusta bukan kopi kelas dua, bedanya dengan Arabika hanya soal varietas. Petani dapat memberikan perlakuan sama dalam hal perawatan, panen, hingga pasca panen," kata Manuel Diaz, Kamis (1/9/2022).
Pemilik lembaga ONA Consulting di Meksiko ini menambahkan, jika petani melakukan upaya terbaik dari proses penanaman, perawatan hingga pasca panen. Maka pasti juga hasil dan harganya dapat naik. "Apalagi Dampit punya sejarah yang kuat dengan usia perkebunan sudah 100 tahun. Tentunya akan menjadi nilai jual lebih," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manuel Diaz sendiri sudah banyak memberikan pelatihan bagi petani kopi di penjuru dunia. Terutama terkait cupping dan roasting di berbagai negara di dunia. Seperti USA, Guatemala, Italia, Uganda, Korea Selatan hingga Indonesia.
Kepada petani, Manuel Diaz menerangkan soal fine robusta yakni kopi robusta dengan rasa spesial. Manuel memberikan contoh kopi Borobudur di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah yang memiliki citra rasa gurih seperti mentega.
Fine robusta ini disebut dapat diproduksi oleh petani Dampit sehingga nantinya akan memperoleh nilai tambah. "Indonesia punya tanah dan iklim yang bagus. Mengapa Indonesia tidak bisa jadi yang terbaik. Perlu disampaikan kepada pemerintah bahwa kopi adalah hal penting karena berdampak kepada perekonomian masyarakat lokal," tegasnya.
Kecamatan Dampit sendiri merupakan salah satu penghasil kopi robusta terbaik di Indonesia. Dengan luas perkebunan kopi mencapai 3.156 hektare dan hasil produksi sampai 1,5 ton per tahun. Di sisi lain, petani kopi Dampit mengaku belum merasakan nilai lebih dari hasil menanam kopi. Meskipun pola tanam sudah dilakukan secara organik, namun tetap dihargai sama dengan kopi konvensional.
Sementara CEO Akartana Rizal Dharyono Kertosastro menyebut, produktivitas petani robusta di wilayah Dampit cukup maksimal. Hanya saja belum ada sesuatu yang spesial yang dapat memberikan nilai tambah.
"Kami petani kopi dulu hanya jualan kopi begitu saja. Tidak pernah sampai me-roasting, merasakan kopinya bagaimana. Namun, dengan belajar langsung kepada Manuel Diaz, kita tahu harusnya ada treatment yang membuat flavor-nya lebih keluar," terang Rizal terpisah.
Menurut Rizal, dengan proses itu maka kopi robusta tak hanya memiliki rasa pahit saja. Tetapi ada rasa lain seperti rempah, buah-buahan, kacang-kacangan dan sebagainya. Kekayaan dari kopi robusta ini dapat diperoleh dengan perawatan tertentu mulai dari memperhatikan tanaman kopi, fermentasi yang tepat dan penjemuran yang intensif.
"Dengan begitu, maka akan menghasilkan suatu rasa yang unik," tegasnya.
Rizal menuturkan, para era perkebunan Margosuko masih beroperasi di wilayah Dampit, terdapat Peraturan Desa (Perdes) yang mengatur soal petik merah. Dengan aturan tersebut, petani hanya bisa memetik biji kopi satu pekan sekali dalam satu pohon, jika tidak maka akan terkena sanksi.
"Jadi kalau misal pekan ini, petani memanen satu pohon di hari Senin, maka harus diberikan jeda waktu dan baru diperbolehkan memetik di pohon yang sama pekan depan. Jika tidak akan terkena sanksi," tuturnya.
Salah satu petani kopi Dampit, Haryono menyatakan, memang ada sedikit kerumitan dengan adanya Perdes tersebut. Namun, dengan begitu petani akan memperoleh harga layak dari Margosuko. "Kelihatannya saja rumit, tapi tidak masalah. Karena dengan Perdes itu, kita akan mendapatkan harga layak dari Margosuko," katanya.
Akartana sendiri sudah memiliki rencana matang untuk kembali menghidupkan perkebunan kopi Margosuko di wilayah Dampit, yang sudah berdiri sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Kondisi pabrik yang telah menua akan diremajakan dan menanam 9 hektare kopi robusta dan terus memperluas kawasan perkebunan yang sekarang beralih fungsi sebagai kebun tebu.
Dengan kembalinya pabrik pengolahan biji kopi Margosuko diharapkan dapat membantu petani meningkatkan kualitas biji kopi robusta Dampit sekaligus pemasarannya.
(abq/fat)