Khofifah Pimpin Misi Dagang Jatim-Sulut, Transaksi Tembus Rp 159 Miliar

Khofifah Pimpin Misi Dagang Jatim-Sulut, Transaksi Tembus Rp 159 Miliar

Faiq Azmi - detikJatim
Kamis, 25 Agu 2022 23:03 WIB
Misi dagang Pemprov Jatim ke Sulawesi Utara
Misi dagang Pemprov Jatim ke Sulawesi Utara. (Foto: Istimewa/Humas Pemprov Jatim)
Surabaya -

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memimpin gelaran Misi Dagang dan Investasi antara Jawa Timur dan Sulawesi Utara. Selama beberapa jam misi dagang transaksi sudah tembus Rp 159 miliar.

"Pukul 18.00 WITA, transaksi ditutup tercatat total 40 transaksi mencapai Rp 159 Miliar," kata Khofifah dalam rilis yang diterima detikJatim, Kamis (25/8/2022) malam.

Khofifah mengatakan, misi dagang dan investasi dilakukan untuk mengungkit neraca perdagangan dan kerja sama strategis antardaerah. Program itu juga menjadi salah satu harapan bagi daerah untuk mengendalikan laju inflasi, sesuai arahan Gubernur Bank Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebelum arahan ini muncul, Jatim sudah keliling. Kami terus gerilya untuk memperkuat kerja sama antar daerah melalui misi dagang sejak tahun 2019," imbuh Khofifah.

Selama misi dagang dilaksanakan Khofifah mengakui ada antusiasme yang kuat baik dari pelaku usaha maupun buyer. Dalam misi dagang kali ini, Khofifah membawa 38 pelaku usaha asal Jatim untuk memasarkan hasil usahanya.

ADVERTISEMENT

Antara lain produk tas anyam, produk tile (granit dan keramik), batik tulis, jasa kepelabuhanan, olahan ikan, olahan kopi dan cokelat, beragam produk holtikultura, dan lain sebagainya.

Sementara dari Provinsi Sulawesi Utara menghadirkan 100 pelaku usaha yang bergerak di berbagai bidang. Di antaranya olahan ikan atau frozen food, arang batok kelapa, rempah, produk holtikultura, gula aren, sarang burung walet, serta masih banyak lainnya.

"Tahun 2021 kita sempat mengalami defisit perdagangan ekspor luar negeri karena kelangkaan kontainer, sehingga ekspor ke luar negeri Jatim agak terhambat. Namun di tahun yang sama, tahun 2021 neraca perdagangan antardaerah surplus Rp 233,02 triliun. Sedangkan pada semester I tahun 2022, neraca perdagangan Jatim antarprovinsi dan antarpulau telah mencapai Rp 151 triliun," bebernya.

Hal itu, kata Khofifah menjadi bukti bahwa Pemprov Jatim memang perlu proaktif mendatangi daerah lain untuk melakukan kerja sama perdagangan. Ia menyebut potensi pasar dalam negeri sangat besar.

"Kita harus saling proaktif mendatangi daerah-daerah. Karena pasar kita sangat besar potensinya. Jika tidak kita manfaatkan, maka pihak luar negeri yang akan menguasai pasar kita, sementara kita punya kemampuan untuk memenuhinya," sambungnya.

Mantan Mensos RI juga menyampaikan, industri manufaktur di Jatim memiliki kontribusi besar yakni lebih dari 30%. Hal itu dia sampaikan bisa menjadi potensi kerja sama strategis antara Jatim dengan Sulut.

"Misi dagang dan Investasi artinya peluang untuk berinvestasi baik dari Jatim ke Sulut ataupun sebaliknya sama pentingnya. Industri manufaktur di Jatim itu lebih 30%. Katakanlah raw materialnya dari Sulut, rempah-rempahnya di sini luar biasa, kemudian proses manufaktur di Jatim dan kembali menemukan pasar di Sulut. Ini akan jadi kontrak bisnis yang win win profit," jelasnya.

Sebagai informasi, berdasarkan data BPS catatan transaksi perdagangan antara Jatim dan Sulut di tahun 2021 mencapai total nilai Rp 1,75 Triliun. Rinciannya nilai muat (Jatim ke Sulut) sebesar Rp 1,45 Triliun dan nilai bongkar (Sulut ke Jatim) sebesar Rp 300,45 Miliar. Dari transaksi ini, neraca perdagangan Jatim atas Sulut mengalami surplus mencapai Rp 1,15 Triliun.

Adapun barang yang diminati Sulut dari Jatim adalah minyak bahan bakar, cerutu dan cigarettes, buah apel, perhiasan dan aksesoris, jeruk pamelo, anggur, sepeda motor, daging dan telur ayam, minyak goreng, dan sebagainya. Sedangkan barang yang diminati Jatim dari Sulut adalah briket batubara, ikan hidup, kayu gelondongan dari pohon bukan jenis konifera, ikan beku, biji pala, bunga pala, kapulaga, getah alam, dan kacang-kacangan.

Dalam misi dagang kali ini juga dilakukan MoU oleh OPD Pemprov Jatim, BUMD Jatim, dan organisasi pengusaha di Jatim dengan Sulut. Tercatat ada 25 perjanjian kerja sama yang telah dilakukan hari ini. Pelaksanaan penandatanganan MoU ini sendiri terbagi dalam 2 kali sesi.

Sementara, Ketua Komisi B (Perekonomian) DPRD Jatim Aliyadi Musthofa mengapresiasi kinerja Gubernur Khofifah yang konsisten menjalankan misi dagang. Menurutnya, misi dagang bisa menaikkan ekonomi Jatim.

"Program yang selama ini mampu menaikkan ekonomi di Jatim melalui misi dagang pada setiap momen misi dagang saya selalu hadir, dan mendampingi Bu Gubernur. Kami mendorong Pemprov Jatim untuk bisa melakukan misi dagang, membuka jalan relasi ekonomi antarprovinsi," kata Aliyadi.

Politisi PKB itu menyebut, dalam misi dagang tidak hanya mengutamakan nilai transaksi. Melainkan, membukakan jalan untuk UMKM Jatim lebih dikenal masyarakat luas.

"Jadi misi dagang adalah salah satu cara yang harus dilakukan Pemprov Jatim, bukan hanya soal transaksi tapi sarana mengiklankan produk UMKM kita ke masyarakat luas di Indonesia," tandasnya.




(dpe/iwd)


Hide Ads