Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki diwakili Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Eddy Satriya mendatangi para petani di Kecamatan Pulung. Keduanya bertemu petani serai wangi dan jahe merah.
"Ini bentuk kerjasama antara koperasi dan Bintang Toedjoe berjalan dengan baik. Memberikan kontribusi yang signifkan antar masyarakat sehingga memberikan nilai," tutur Eddy kepada wartawan, Rabu (24/8/2022).
Eddy menambahkan perusahaan yang mau bergandengan dengan petani bisa meningkatkan perekonomian. Pasalnya, hasil produksi petani bisa dijaring ke perusahaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerintah bisa mendorong untuk membuka ekosistem, kolaborasi dengan UKM, koperasi, perusahaan serta petani," terang Eddy.
Dukungan Pemkab Ponorogo dalam menggandeng petani untuk bekerjasama. Ada 65 hektare yang disiapkan untuk petani bisa menanam serai wangi dan jahe merah.
"Ada 65 hektare disiapkan untuk petani bisa memproduksi sereh wangi dan jahe merah," papar Eddy.
Adanya kerjasama ini, lanjut Eddy, bisa mempertahankan harga komoditas. Jika terlalu tinggi harganya, maka dibeli sesuai harga kesepakatan. Sementara, jika harga terlalu rendah dijual dengan harga di atas pasaran.
"Nah, ini kan business to business, simbiosis mutualisme," tukas Eddy.
Menurutnya, Ponorogo dipilih karena sesuai geografisnya. Paling cocok ditanami serai wangi dan jahe merah. Apalagi ini untuk mendongkrak ekonomi petani di Indonesia.
"Ini salah satu cara untuk keluar dari tengkulak, pertanian bisa menyumbang 13 persen kenaikan ekonomi," tandas Eddy.
Sementara, Wakil Bupati Ponorogo Lisdyarita menambahkan adanya kerjasama ini bisa membuka kesempatan petani supaya ekonomi lebih berkembang.
Pasca-pandemi COVID-19, lanjut Lisdyarita, petani akhirnya dapat kesempatan bekerjasama dengan perusahaan yang diyakini ke depan membawa kemajuan bagi petani Ponorogo.
"Intinya kami dari pemerintahan sangat terima kasih karena ada kerjasama dengan Bintang Toedjoe sehingga kita bisa berkolaborasi petani bisa semangat," papar Lisdyarita.
Menurutnya, dengan adanya MoU ini menjaga stabilitas harga. Apalagi pasca Pandemi COVID-19.
"MoU itu menjaga, supaya tidak ada kejadian kayak porang, petani lebih semangat," pungkas Lisdyarita.
(abq/abq)