Setelah menerima wangsit, Mustain (54) membuat gua di bawah kebun miliknya. Gua yang dalamnya mencapai 15 meter tersebut digunakan untuk meditasi. Meski tanpa penyangga yang kokoh, gua bawah tanah ini diyakini aman untuk meditasi 7-10 hari.
Gua bawah tanah ini terletak di kebun sebelah selatan rumah Mustain. Pintu masuk gua berada di sisi tenggara musala keluarganya. Luas kebun di Dusun Tumpangsari, RT 6 RW 1, Desa Jiyu, Kutorejo, Kabupaten Mojokerto ini sekitar 40 x 50 meter persegi.
Menurut Mustain, panjang lorong gua yang berkelok ke arah utara, barat, lalu selatan itu mencapai 60 meter. Bagian paling dalam sekitar 15 meter dari permukaan tanah. Yaitu ruangan kedua yang biasa digunakan para pengunjung untuk bermeditasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedalaman gua sampai 15 meter, tidak keluar air, kena hujan juga tidak pernah banjir," kata Mustain kepada detikJatim di lokasi, Rabu (24/8/2022).
Pria yang sehari-hari menjadi petani dan beternak kambing ini menjelaskan, gua buatan ini biasa dikunjungi orang-orang yang ingin bermeditasi. Untuk itu, terdapat sejumlah dudukan dari tanah di ujung ruangan kedua gua yang muat untuk 10 orang. Belum lagi bagian tengah ruangan kedua yang lumayan luas.
Menurut Mustain, pengunjung datang dari Mojokerto, Malang, Pasuruan dan Cirebon pada bulan Suro dan Selo dalam penanggalan Jawa. Tak tanggung-tanggung, pengunjung biasa bermeditasi di dalam gua selama 7 hingga 10 hari. Sehingga, duda anak satu ini yang rutin mengirim makanan dan minuman kepada mereka setiap malam.
"Tujuan mereka meditasi saya tidak tahu, hanya izinnya ke saya. Jumlah yang masuk tidak dibatasi, tidak pernah berpikir guanya ambruk," terangnya.
Gua bawah tanah ini tidak bisa dikategorikan aman. Pasalnya, semua dinding dan pilar-pilar di dalam gua berbahan tanah. Tidak ada satu pun penyangga dari besi, kayu maupun bambu di dalamnya. Mustain hanya meyakini gua ini tidak akan ambruk.
"Maka dari itu orang-orang pada heran kok tidak ambruk," cetusnya.
Ada makam yang tidak ada jenazahnya di dalam gua, penasaran? Di halaman selanjutnya!
Di ruangan pertama gua terdapat makam. Makam ini di antara sejumlah pilar dan dinding gua. Ternyata, tidak ada jenazah di dalamnya. Mustain meyakini tempat ini sebagai petilasan Mbah Mukiyi, kakek buyutnya.
Dibantu kakak kandungnya, Asyari, Mustain juga membuat sumur di belakang makam ini. Menurutnya, sumur dengan diameter sekitar 60 cm dan sedalam 12 meter itu mengeluarkan air yang jernih. Kadang kala pengunjung mengambil air ini untuk diminum.
Selesai membuat gua tahun 2002, Mustain dan keluarganya membangun sebuah musala awal tahun 2003. Sama dengan gua, musala ini ia bangun karena wangsit dari Mbah Mukiyi. Biaya pembangunannya sebagian uang pribadi Mustain, sebagian lagi sedekah para pengunjung.
"Membangun musala juga wangsit dari Mbah Mukiyi supaya menjadi lokasi kegiatan Tarekat Syadziliyah. Juga untuk salat 5 waktu keluarga sendiri dan para tamu," jelasnya.
Ketua RT 6 RW 1 Dusun Tumpangsari, Satuwir (70) membenarkan gua di bawah kebun Mustain sempat ramai pengunjung sejak selesai dibuat. Kini, pengunjung sudah jarang datang ke gua ini. Kegiatan yang masih rutin yaitu istigasah di musala keluarga Mustain setiap Senin malam.
"Kegiatan istigasah tarekat itu setiap Senin malam. Orang dari luar desa dan warga sini sendiri. Saya tidak pernah ikut," ungkapnya.
![]() |
Ketika baru selesai dibuat, Satuwir mengaku pernah memasuki gua bawah tanah itu. Ia menilai gua buatan ini aman untuk ditempati manusia karena banyak pilar besar di dalamnya. Sehingga, pihaknya tidak pernah melarang aktivitas orang di dalam gua tersebut.
"Mungkin tidak khawatir ambruk, saya pernah masuk dulu saat ramai pengunjung, pilarnya besar-besar. Aman-aman saja kalau saya melihatnya," tandasnya.
Mustain mengaku menerima wangsit tahun 1989. Dalam mimpinya kala itu, ia didatangi seorang kakek memakai jubah dan serban putih yang ia yakini bernama Mbah Mukiyi, kakek buyutnya. Ia diperintah membuat gua untuk menemukan petilasan Mbah Mukiyi.
Namun, Mustain baru menunaikan wangsit itu pada bulan Suro tahun 2000. Penggalian pertama secara manual ia kerjakan bersama kakak kandungnya, Asyari selama satu tahun. Sampai ia menemukan petilasan Mbah Mukiyi dan membuat sumur di dalam gua.
Penggalian dilanjutkan Mustain sampai akhir 2002. Kala itu, ia dibantu 9 saudara dan temannya. Penggalian gua juga secara manual menggunakan cangkul, linggis, palu dan pahat. Penggalian selama 2 tahun menghasilkan ruangan kedua yang cukup luas di kedalaman sekitar 15 meter dari permukaan tanah.