Produksi gula di Blitar menyumbang stok nasional hingga 100 ribu ton. Tingginya stok ini karena lahan tebu yang ada semakin luas.
Jumlah produksi gula putih secara nasional masih memiliki gap atau jarak dengan jumlah kebutuhan. Untuk memenuhi jumlah kebutuhan diperlukan produktivitas yang tinggi.
"Sesuai instruksi Bapak Presiden, kami mendorong produksi gula untuk bisa memenuhi gula konsumsi masyarakat. Karena saat ini masih terjadi gap, antara produksi dan kebutuhan," ujar Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Putu Juli Ardika usai meninjau produksi gula di PT RMI pada Jumat (5/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Putu mengatakan pihaknya akan mendorong produksi gula di masing-masing wilayah melalui intensifikasi, ekstensifikasi dan digitalisasi. Sehingga, produksi gula dapat meningkat dari sebelumnya.
"Di sini sudah melakukan ketiganya, jadi sudah bagus. Untuk itu perlu adanya pengawasan dan menjaga kinerjanya tetap optimal," terangnya.
Wakil Direktur Utama PT RMI, Syukur Iwantoro optimis kontribusi gula 100 ton untuk stok nasional diprediksi akan meningkat lagi. Meskipun kondisi cuaca tidak sedang bagus namun jumlah produksi dapat meningkatkan dibandingkan tahun sebelumnya.
"Kalau peningkatan ini bisa terus continue selama lima bulan, kami bisa menyumbang 150 ribu ton gula secara nasional," ujar Syukur.
Syukur membeberkan saat ini di Blitar ada 22 ribu hektare lahan tidur. Lahan inilah yang akan menjadi penyokong untuk menjadi lahan tebu baru. Sehingga produktifitas gula juga akan terkerek lagi.
"Saat ini masih ada sekitar 22 ribu hektare yang merupakan lahan tidur ini bisa menjadi potensi untuk lahan tebu baru. Karena yang kita tahu terjadi penambahan lahan tebu baru dua kali lipat per tahunnya," tandas Syukur.
(abq/iwd)