Pembangunan Smelter Freeport Gresik Akan Gunakan Tenaga Kerja Lokal

Pembangunan Smelter Freeport Gresik Akan Gunakan Tenaga Kerja Lokal

Faiq Azmi - detikJatim
Jumat, 29 Jul 2022 20:32 WIB
Smelter Freeport Gresik
Foto: Faiq Azmi/detikJatim
Jakarta -

PT Freeport Indonesia berkomitmen menggunakan tenaga kerja lokal dalam pembangunan proyek Smelter Freeport di Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE), Manyar, Gresik, Jatim.

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas menyebut, pihaknya mengutamakan tenaga kerja lokal dalam pembangunan smelter tersebut.

"Jadi sedapat mungkin kita pemberdayaan lokal itu kita perhatikan lah, termasuk tenaga kerja," kata Tony usai melihat proyek Smelting Freeport di JIIPE bersama Menteri ESDM Arifin Tasrif, Jumat (29/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak hanya tenaga kerja lokal, dalam hal suplai air bersih dan gas, Tony menegaskan, Freeport juga berencana akan menggandeng BUMD lokal di Gresik.

"Ya progres gas, lalu suplai air, kita akan suplai air dengan sistem desalinasi. Kita membuka kemungkinan kerja sama dengan PDAM Gresik, kalau kita pakai sumber air Umbulan, tidak sepenuhnya, tapi kombinasi yang melibatkan PDAM Gresik. Untuk gasnya kita bicara dengan calon suplier, antara lain dari lokal, dengan BUMD Gresik," bebernya.

ADVERTISEMENT

Tony memastikan, suplai material untuk pembangunan aman, karena sudah diorder dan direncanakan sejak jauh hari. Dirinya juga menjelaskan kemajuan pembangunan smelter hingga Juni 2022 sudah mencapai 34,9% dengan dana yang sudah dikeluarkan sebesar US$ 1,15 miliar.

"Penyelesaian konstruksi ditargetkan selesai pada akhir tahun 2023 yang akan diikuti dengan kegiatan pre-commissioning dan commissioning. Operasi smelter dapat di start-up dan ramp-up di akhir kuartal kedua tahun 2024," katanya.

"Kami bersama pemerintah menggunakan kurva-S rencana pembangunan yang menjadi patokan untuk penyelesaian pembangunan smelter. Sejauh ini sampai akhir Juni 2022, kita memenuhi rencana yang ditetapkan dan untuk target sampai akhir tahun masih sejalan dengan rencana dalam kurva-S tersebut," sambungnya.

Tony menambahkan smelter yang saat ini dibangun akan memproduksi sekitar 600 ribu ton katoda tembaga dan juga rata-rata sekitar 35 ton emas per tahun.

Sementara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan kepuasannya atas capaian kemajuan pembangunan smelter PT Freeport Indonesia (PTFI).

"Kemajuan pembangunan smelter saat ini sangat berbeda dengan beberapa waktu yang lalu, pada saat dulu groundbreaking oleh bapak Presiden cuma baru beberapa pilling (pemancangan) ternyata sekarang sudah 12.000 (pilling) dan target nanti mencapai 15.000 di bulan September. Progresnya bagus, dan mudah-mudahan akselerasi ini bisa dipertahankan," ujar Arifin.

Ketika ditanyakan terkait bentuk dukungan Pemerintah (Kementerian ESDM) terhadap pembangunan proyek smelter PTFI ini, Arifin menjelaskan dukungan yang diberikan adalah dalam bentuk peraturan pertambanganya, regulasi mengenai keharusan hilirisasi, dan menjaga progresnya.

PTFI saat ini membangun smelter baru berkapasitas 1,7 juta DMT konsentrat tembaga per tahun dengan investasi sekitar US$ 3 miliar (sekitar Rp 43 triliun). Ini merupakan smelter kedua PTFI, di mana smelter pertama telah dibangun sejak 1996 bersama dengan Mitsubishi membentuk perusahaan PT Smelting. Saat ini kapasitas PT Smelting sedang diekspansi dengan tambahan kapasitas sebesar 300 ribu DMT konsentrat tembaga per tahun. Saat ini kapasitas PT Smelting sedang diekspansi dengan tambahan kapasitas sebesar 300 ribu DMT konsentrat tembaga per tahun.




(fhs/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads