Ahmad (42), salah satu pemilik stan tanaman hias mengatakan, pada pertengahan tahun 2020, stan miliknya banyak pembeli tanaman hias. Bahkan dalam sehari, sebanyak 20 lebih orang membeli tanaman hias miliknya. Dalam seminggu, ia bisa meraup keuntungan hingga Rp 4 juta.
"Dulu waktu pandemi sehari itu bisa dapat uang sampai Rp 1,5 sampai Rp 3 juta. Biasanya saya kulakan seminggu sekali, itu untung bersihnya bisa Rp 4 juta sampai 5 Juta," kata Ahmad, Sabtu (23/7/2022).
Ahmad mengaku 6 bulan belakangan ini lapak miliknya sepi pengunjung. Bahkan, dalam sehari terkadang tak ada satu pun pengendara yang mampir, meski hanya sekadar melihat-lihat. Terkadang, dalam seminggu hanya ada 1 hingga 4 pelanggan lama maupun baru yang mampir.
"Seminggu ini aja ada 3 orang yang mampir. Dua orang beli, satu orang hanya lihat-lihat. Tapi saya tetap bersyukur mas," kata Ahmad.
Senada, Kholis pemilik stan lainnya juga mengalami hal yang sama. Terlebih, stan miliknya tak seperti milik Ahmad yang berada di dekat jalan raya.
"Punya dia (Ahmad) di pinggir jalan taya aja sepi, apalagi saya. Dari jalan raya aja nggak kelihatan," kata Kholis.
Tak hanya itu, para pedagang terpaksa menurunkan harga dari jutaan rupiah menjadi ratusan ribu. Sedangkan tanaman yang dulunya berharga ratusan ribu ditawarkan dengan harga puluhan ribu. Itu pun masih tak laku.
"Tanaman ini Monstera, dulu kalau bedar gini bisa sampai 2 juta. Sekarang, palingan 500 ribuan. Milano ini aja dulu Rp 450 ribu, sekarang saya jual Rp 75 ribu masih ditawar Rp 40 sampai Rp 50 ribu," kata Kholis.
"Mungkin saat pandemi orang banyak di rumah jadi tanam-tanam, sekarang kan sudah agak normal ya mas. Jadi peminat tanaman menurun, tapi saya tetap bersyukur jika pandemi sudah nggak ada," tutur Kholis yang diamini Ahmad.
(hil/dte)