"Kami dan sejumlah perwakilan nelayan sudah ke Dinas Perikanan, Disperindag dan Bagian Perekonomian pekan lalu untuk meminta solusi," kata Ketua Rukun Nelayan Kota Pasuruan, Ahmad Gatot Hartowo, Rabu (22/6/2022).
Menurut Gatot, pihak pemkot berjanji akan mengajukan permintaan tambahan kuota solar untuk nelayan Kota Pasuruan ke kantor Pertamina di Surabaya. Namun hingga saat ini, belum ada hasil.
"Katanya mengajukan permintaan ke Pertamina Surabaya. Katanya akan segera dikirim 15 ton (per hari) untuk nelayan Kota Pasuruan. Sudah seminggu, tapi sampai sekarang belum ada," jelas Gatot.
Gatot mengtakan jika sampai beberapa hari ke depan solar untuk nelayan tetap langka, pihaknya akan menghadap wali kota secara langsung.
"Kalau sehari dua hari masih mending, masih ada persiapan. Ini sudah dua pekan," tandasnya.
Gatot membeberkan, selama dua pekan ini, tiap hari nelayan berburu solar. Jika tidak mendapat solar, mereka pulang dan menganggur.
"Dua pekan ini tetap antre, pagi, siang dan malam. Adanya kapan, ya kita ke sana (SPBU). Kalau nggak ada ya, nggak keluar (nggak melaut), diam di rumah atau perbaiki jaring," jelasnya.
Di Kota Pasuruan tercatat ada 2.070 nelayan dan 540 kapal. Satu kapal biasanya membutuhkan 100 liter solar per hari. Kebutuhan solar per hari sekitar 15 ton.
Nelayan biasanya mencari solar di 3 SPBU yakni di Bakalan, Bugul, dan Karangketug. Sebulan terakhir SPBU Karangketug tidak melayani solar nelayan. Jadi nelayan berburu ke Bakalan dan Bugul.
SPBU sendiri mempunyai kuota solar terhadap nelayan per hari. Namun nelayan yang berusaha membeli solar mendapat kekecewaan karena kuota tersebut sudah habis.
(iwd/iwd)