Harga Telur Naik, Peternak Ayam Blitar Sebut Bisa Tutupi Kerugian 15 Persen

Harga Telur Naik, Peternak Ayam Blitar Sebut Bisa Tutupi Kerugian 15 Persen

Erliana Riady - detikJatim
Kamis, 02 Jun 2022 08:29 WIB
Harga Telur di Blitar Bisa Tutup Kerugian Peternak Blitar 15 Persen
Harga telur naik di Blitar (Foto: Erliana Riady/detikJatim)
Blitar -

Harga telur di Kabupaten Blitar Rp 28 ribu-Rp 30 ribu/kg dalam 3 pekan. Meski harga meroket, namun peternak mengklaim keuntungan ini masih menutup kerugian 15 persen.

"Ya kami memang untung sekarang. Tapi kalau kami kalkulasi, ini bisa menutup kerugian kami 10-15 persen. Karena HET telur kan Rp 23 ribu/kg," kata Sugeng Riyadi, peternak di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Kamis (2/6/2022).

Selain naik harga telur, Sugeng juga mengaku nafasnya sedikit lega karena turunnya harga pakan di kisaran Rp 1000/kg. Keuntungan ini akan diaturnya dengan ketat, mengingat bisnis telur menghadapi persaingan besar dari kalangan pabrikan. Kabupaten Blitar sendiri, telah mempunyai tiga kandang close house besar dengan kapasitas populasi di atas 30.000 ayam per kandang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang peternak rakyat harus mau berpikir seperti pabrikan. Jangan produksi kalau harga tinggi, lalu jual ayam afkiran kalau harga rendah. Managemen keuntungan harus ketat. Saat harga tinggi jangan konsumtif, tapi ditabung buat jaga-jaga kalau harga turun. Kita harus bertahan," tandasnya.

Sebelumnya, bisnis peternakan layer atau ayam petelur bak naik roller coaster. Fluktuasi tajam selalu menghantui kalangan peternak, baik itu di harga telur, pakan ataupun bibit ayam atau DOC.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, bisnis peternakan layer atau ayam petelur baik roller coaster. Fluktuasi tajam selalu menghantui kalangan peternak, baik itu di harga telur, pakan ataupun bibit ayam atau DOC.

Catatan detikJatim, saat awal pandemi tahun 2020 menjadi awal pergolakan bisnis unggas ini di Blitar, sebagai sentra produsen telur. Penerapan PPKM membuat banyak stok telur terlambat pengirimannya sampai ke Jakarta, Kalimantan dan Papua. Ini berimbas, stok menumpuk hingga harga turun sampai Rp 18 ribu/kg di kandang.

Kemudian Februari 2022, harga telur merosot tajam sampai Rp 13 ribu/kg di kandang. Padahal sesuai Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 7 tahun 2020 menetapkan, harga batas bawah pembelian telur ayam ras di tingkat peternak Rp 19.000 dan harga batas atas per harga batas atas pembelian di peternak Rp 21.000/kg.

Pada kondisi ini, banyak peternak kolaps karena harga pakan naik, semula di kisaran Rp 6.000/ kg menjadi Rp 7.000-8.500/kg. Dan harga DOC yang semula di kisaran Rp 5.000 naik menjadi di atas Rp 10 ribu.

Kemudian pada Maret 2022, tercatat harga telur dari kandang naik perlahan menjadi Rp 18ribu-19ribu/kg. Namun peternak masih merugi karena harga DOC masih di atas Rp 10ribu dan harga pakan bertahan di kisaran Rp 8.500/kg.

Kalangan peternak rakyat yang jumlahnya tersisa kurang dari separuh dari jumlah memilih bertahan. Namun mereka secara konsekuen mengurangi jumlah populasi ayam ternaknya. Menyesuaikan kemampuan budgeting yang sebagian besar merupakan pinjaman dari bank.

Peternak rakyat mulai bisa bernafas, memasuki bulan Mei 2022. Harga telur secara pelan namun pasti merangkak naik. Hingga pada Rabu (1/6) pembelian telur dari kandang di atas Rp 25 ribu/kg. Dan harga jual di pasar tradisional mencapai Rp 30 ribu/kg.




(fat/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads