Peternak ayam petelur di Lamongan mendapat angin segar dengan naiknya harga telur sejak beberapa pekan terakhir. Saat ini, telur di tingkat peternak menyentuh harga Rp 25.200 per kilogram.
Salah satu peternak ayam petelur yang ketiban rezeki adalah Hardi. Ia mengaku bersyukur atas kenaikan harga telur ini. Menurut Hardi, harga telur ayam naik cukup tinggi, karena dulu harganya sempat anjlok hingga Rp 18 ribu per kilogram.
"Kenaikan harga telur ayam ini mungkin disebabkan oleh banyaknya peternak ayam yang mengurangi populasi ayamnya pada saat harga anjlok beberapa waktu lalu," kata Hardi saat berbincang dengan wartawan, Rabu (1/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu, tingginya biaya produksi yang tidak sebanding dengan harga telur, membuat beberapa peternak terpaksa mengurangi populasi ayamnya. Akibatnya, suplai telur ke pasar pun berkurang.
Terkait naiknya harga telur di pasar yang mencapai Rp 28 ribu per kilogram, Hardi menduga ada permainan tengkulak. Karena, harga telur di kandang hanya kisaran Rp 25 ribu.
"Kalau harga di pasar sampai Rp 28 ribu itu mungkin ada permainan tengkulak karena harga di kandang kisaran Rp 25 ribu," ungkapnya.
Hardi juga memperkirakan, kenaikan harga ini disebabkan karena permintaan telur yang meningkat. Apa lagi selama pandemi ini, masyarakat cenderung membatasi pengeluaran dan telur menjadi primadona karena harganya murah, namun kaya protein hewani.
"Kenaikan harga telur ini dimungkinkan juga karena permintaan akan telur yang menguat," paparnya.
(hil/iwd)