Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menjangkit ternak mulai berdampak kepada para pedagang sapi. Kini, pedagang di Bangkalan mengeluhkan harga jual sapi yang anjlok hingga 30 persen.
Salah satu peternak asal Blega, Syahril mengatakan bahwa ini harga sapi di pasar hewan turun drastis saat ini. Menurut dia, harga sapi semula berkisar Rp 20 juta per ekor, namun kini berkisar Rp 14 juta per ekor.
"Memang dampak PMK harga sapi jadi turun. Kemarin saya ke pasar hewan harga sapi yang biasanya 2 ekor itu Rp 40 juta, sekarang turun jadi Rp 29 juta. Ini kan membuat peternak merugi," ujarnya, Minggu (22/5).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peternak lain, Tohir memilih memelihara sapinya di kandang atau tidak menjualnya. Sebab, harga jual sapi di pasaran dianggap tak sebanding dengan biaya perawatan sapi.
"Saya lebih baik rawat dulu sampai kondisi normal. Karena kalau di lepas sekarang, saya rugi. Jadi saat ini fokus pada perawatan sapi agar tak terjangkit PMK," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan Bangkalan, Ahmad Hafid mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu kebijakan terkait pengiriman sapi ke luar kota. Sehingga, peternak bisa menjual ternak dengan harga stabil.
"Kami masih menunggu SOPnya. Karena harus sinkron antara provinsi dan pusat. Supaya aturannya tidak berlawanan," pungkasnya.
(hse/fat)