Kehilangan Pekerjaan, Penyintas Erupsi Semeru Buat Kerajinan Bambu

Kehilangan Pekerjaan, Penyintas Erupsi Semeru Buat Kerajinan Bambu

Nurhadi Wicaksono - detikJatim
Kamis, 28 Apr 2022 07:17 WIB
Pengungsi Semeru buat kerajinan bambu
Sahlan berkreasi meski di pengungsian Semeru (Foto: Nurhadi Wicaksono/detikJatim)
Lumajang -

Tinggal di posko pengungsian tidak membuat seorang penyintas erupsi Gunung Semeru berhenti berkreasi. Meski dengan alat dan fasilitas seadanya, mereka bisa menghasilkan karya yang menelurkan pundi-pundi rupiah.

Salah satunya yakni Muhammad Sahlan (29) warga Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang. Saat ini, Sahlan menghuni posko pengungsian di lapangan Desa Penanggal. Di tempat ini lah Sahlan membuat aneka kerajinan bambu.

Kerajinan yang ia buat berupa gelas, teko, nampan, lukisan, asbak serta lampion bambu. Bahkan, pembeli bisa memesan teko dengan gambar sesuai dengan keinginan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum terjadi erupsi Semeru pada awal Desember 2021 lalu, Sahlan bekerja sebagai penambang pasir. Pascaperistiwa itu, ia kehilangan mata pencaharian dan harus tinggal di posko pengungsian.

Namun, meski tinggal di posko pengungsian, tak membuat Sahlan berhenti berkreasi. Banyaknya tanaman bambu di lereng Gunung Semeru memunculkan ide membuat aneka kerajinan bambu yang ramah lingkungan. Hal ini ditekuninya sejak awal Januari 2022 lalu.

ADVERTISEMENT

"Awalnya saya kerja di tambang pasir, karena terjadi erupsi saya mengungsi sehingga tidak ada kerjaan. Karena di sini banyak bambu sehingga saya membuat aneka kerajinan bambu," ujar Sahlan kepada detikJatim, Kamis (28/4/2022).

Pengungsi Semeru buat kerajinan bambuKerajinan bambu buatan pengungsi Semeru Foto: Nurhadi Wicaksono/detikJatim

Harga aneka kerajinan bambu ini dibanderol mulai Rp 35.000 hingga Rp 150.000. Produk kerajinan bambu ramah lingkungan tersebut diminati masyarakat.

"Kebetulan saya memiliki café sehingga setelah mendapatkan informasi dari teman ada kerajinan bambu yang dbuat pengungsi erupsi Semeru, saya datang untuk membeli. Hasil kerajinannya bagus dan ramah lingkungan," ujar salah satu pembeli, Fajar Isnu.

Dalam satu bulan, Sahlan bisa membuat 50 buah kerajinan bambu dengan pendapatan minimal Rp 1.000.000. Hasil kerajinan ini ia pasarkan melalui gerai yang terdapat di posko pengungsian.

Sahlan mangaku masih kesulitan untuk memasarkan ke luar Kota Lumajang. Ia juga masih mencari tambahan peralatan untuk membuat kerajinan bambu.

Sahlan pun berharap ada bantuan dari pemerintah. Meski masih terbatas dalam pemasaran dan peralatan, ia rencananya akan mengembangkan usaha kerajinan bambu ini setelah tinggal di hunian tetap yang kini masih dalam proses pembangunan.

"Kendalanya sekarang pemasaran ke luar kota Lumajang serta masih minimnya peralatan yang saya miliki. Namun, nanti saya rencana akan mengembangkan usaha ini setelah pindah ke hunian tetap," harap Sahlan.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads