Pedagang di Mojokerto Kesulitan Stok Minyak Goreng, Pelanggan Lari

Pedagang di Mojokerto Kesulitan Stok Minyak Goreng, Pelanggan Lari

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Sabtu, 19 Mar 2022 07:02 WIB
Pedagang di pasar di Kota Mojokerto kesulitan mendapatkan stok minyak goreng dan ditinggal lari oleh pembeli
Pedagang pasar Tanjung Anyar, Kota Mojokerto kesulitan mendapatkan minyak goreng sehingga ditinggal lari oleh pelanggannya. (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

Gejolak minyak goreng tak kunjung selesai. Harga komoditas berbahan minyak sawit ini kian tak terkendali. Para pedagang di pasar tradisional Kota Mojokerto bahkan kesulitan mendapatkan minyak goreng curah maupun kemasan.

Seperti yang dialami Ardian (29), salah satu pedagang di Pasar Tanjung Anyar, Kota Mojokerto. Dia tidak lagi menjual minyak goreng kemasan tiga hari terakhir karena stok di agen Jl PB Sudirman sudah habis. Sedangkan kiriman dari para sales sudah disetop sejak 2 pekan lalu.

"Empat hari lalu saya dapat 2 dus kemasan botol 900 ml, harganya masih Rp 18 ribu per 900 ml. Setelah itu sudah tidak ada stok. Besok mau saya cek lagi ke agen barang kali sudah ada," katanya kepada detikJatim di lapaknya, Jumat (18/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ardian mengaku tidak menjual minyak goreng curah sejak pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan Rp 14 ribu per liter beberapa waktu lalu. Karena saat itu, para pembeli beralih ke minyak goreng kemasan semua.

Saat pemerintah melepas harga minyak goreng kemasan kepada mekanisme pasar, Ardian ingin kembali menjual minyak goreng curah. Karena harganya lebih murah jika dibandingkan minyak goreng kemasan yang sekarang di atas Rp 20 ribu/liter. Sayang, minyak goreng curah sulit didapatkan.

ADVERTISEMENT

"Sekarang minyak goreng curah sulit didapatkan, berulang kali saya tanya ke agen tidak ada," terangnya.

Kesulitan mendapatkan minyak goreng juga dirasakan Pujiati (56), pedagang di Pasar Tanjung Anyar. Pekan lalu dia menjual minyak goreng curah seharga Rp 15.500/kg. Saat itu dia kulak dari agen di Jalan Brawijaya, Kota Mojokerto seharga Rp 14.500/Kg.

"Saat itu hanya dapat 15 kilo saja, setelah itu tidak lagi jualan minyak goreng curah karena di agen-agen kosong," kata perempuan yang sudah 25 tahun berdagang di Pasar Tanjung Anyar ini.

Minyak goreng kemasan, kata Pujiati, sulit didapatkan. Sehingga tidak ada sedikit pun stok di lapaknya. Dia terakhir kali menjual minyak goreng kemasan pada Kamis (17/3/2022). Itu pun dia membeli sisa stok 2 dus atau 24 liter di toko milik tetangganya seharga Rp 16 ribu per liter.

"Kemarin tinggal 6 bungkus (6 liter) saya bawa pulang untuk keperluan di rumah. Sekarang minyak goreng kemasan di agen-agen juga tidak ada," ungkapnya.

Sulitnya mendapatkan minyak goreng membuat para pelanggan Pujiati lari. Oleh sebab itu dia berharap pemerintah menjamin kelancaran pasokan minyak goreng kemasan maupun curah.

"Pelanggan saya pengusaha warung-warung lari semua karena di tempat saya tidak ada barangnya. Harapannya harganya tidak harus murah, tapi tidak terlalu mahal, pokoknya pasokan lancar saja," cetusnya.

Tidak semua pedagang di Pasar Tanjung Anyar kehabisan stok minyak goreng. Ngatemi Pujiastutik (69) pedagang lain yang masih memajang minyak goreng curah dan kemasan. Baru tadi pagi dan kemarin dia mendapatkan pasokan dari agen di Jalan HOS Cokroaminoto, Kota Mojokerto.

"Tadi dapat kiriman dari agen 5 botol minyak goreng curah, 1 dus (12 bungkus) minyak goreng kemasan 1 liter. Kalau kemarin dapat 1 dus (6 bungkus) kemasan 2 liter," terangnya.

Namun, menurutnya, minyak goreng di lapaknya kurang diminati pembeli karena harganya mahal. Pujiastutik terpaksa menjual minyak goreng curah Rp 34 ribu per botol isi 1,35 Kg karena harga dari agen Rp 33 ribu per botol. Tentu harga itu di atas HET yang ditentukan Kementerian Perdagangan.

Minyak goreng kemasan 1 liter terpaksa ia jual Rp 25 ribu per bungkus karena harga dari agen Rp 23.250 per liter. Sedangkan yang kemasan 2 liter ia jajakan seharga Rp 46 ribu per bungkus karena dari agen Rp 43.300.

"Penjualan sepi, yang curah baru laku 1 botol, yang kemasan 2 liter laku 2 bungkus, yang kemasan 1 liter baru laku 1 bungkus," ujarnya.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads