Warga Surabaya soal Minyak Goreng: Habis Langka Terbitlah Mahal

Warga Surabaya soal Minyak Goreng: Habis Langka Terbitlah Mahal

Esti Widiyana - detikJatim
Jumat, 18 Mar 2022 13:47 WIB
Minyak goreng di minimarket Surabaya
Stok minyak goreng susah ditemui di minimarket Surabaya (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Harga minyak goreng di Surabaya naik usai pemerintah mencabut ketentuan HET. Kendati demikian, stok minyak goreng kemasan di minimarket Surabaya menipis hingga susah ditemui.

Dari pantauan detikJatim, di minimarket kawasan Pengampon Surabaya, Kamis (17/3/2022), stok migor kemasan habis. Sedangkan hari ini, stoknya tinggal 2 migor yang dipajang.

Petugas yang enggan disebut namanya menyebut, migor kemasan yang datang hari ini hanya 2 karton berisi 2 liter dengan harga Rp 48 ribu. Migor tersebut langsung diburu masyarakat dan hanya tersisa 2 saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sama halnya dengan dengan minimarket di kawasan Tambaksari. Di sana hanya tersisa 1 buah migor yang dijual. Migor 1 liter tersebut dijual Rp 33 ribu.

Salah satu warga Tambaksari, Yanti mengurungkan niatnya membeli migor. Sebab, harga migor saat ini jauh lebih mahal. Akhirnya ia beralih membeli margarin sebagai pengganti migor kemasan.

ADVERTISEMENT

"Tadi ke supermarket adanya 2 liter, harganya mahal banget sekarang, carinya ya yang 1 liter aja. Tapi 1 liter ya mahal juga, ya akhirnya beli margarin ae," kata Yanti kepada detikJatim, Jumat (18/3/2022).

Untuk mengakali harga migor mahal, Yanti akhirnya memasak dengan margarin, seperti telur. Untuk masakan lainnya ia memilih untuk mengukus.

"Kalau butuh minyak pakai margarin buat masak telur, nasi goreng, tumis. Kalau lainnya dikukus aja, biar sehat juga," ujarnya.

Sementara Munide (30) warga Undaan Peneleh Surabaya, mengaku sebagai rakyat kecil, ia cukup kecewa dengan pemerintah. Tapi apalah daya, baginya rakyat kecil hanya bisa nurut dan tak bisa mengubah kebijakan pemerintah pusat.

"Kok sampai semahal segitunya, kalau bisa ya diturunkan biar rakyat bisa mengatur keuangannya. Soalnya keuangan bawah sedikit, bahan sembako mahal. Kecewa sih sama pemerintah. Tapi rakyat kecil cuma bisa ngikut aja, wong ga bisa apa-apa," jelasnya.

Sedangkan Sarbina (62), mengaku terkejut dengan harga minyak yang dua kali lipat lebih mahal. Ia merasa kasihan dengan masyarakat menengah ke bawah, mereka akan lebih terbebani dengan mahalnya harga minyak goreng.

"Habis langka terbitlah mahal. Sekarang harganya muahal, 1 liter Rp 25. Mau beli kok naik banget, naik 2x lipat. Biasanya Rp 28 ribu 2 liter, sekarang 2 liter Rp 49 ribu. Ini terlalu mahal. Kalau kayak gini kasian yang ga kerja. Belanjaan naik semua. Kasian banget kalau yang ga kerja, mau makan apa kalau mahal. Semua barang naik semua. Kasihan sama orang-orang bawah, apa lagi yang jual gorengan," pungkasnya.




(hil/fat)


Hide Ads