Kelangkaan minyak goreng terjadi di Sumenep. Sejumlah agen minyak goreng curah di pasar tradisional bahkan sudah tutup sejak sebulan lalu. Hal ini karena tidak ada pasokan.
Salah satu agen minyak goreng curah di Pasar Anom Baru Sumenep, Winda, mengaku pasokan minyak goreng curah telah menipis sejak sebulan lalu. Sementara tokonya hanya mendapat jatah pengiriman seminggu sekali dari pabrik, sehingga stoknya sering kosong.
"Yang curah juga ikutan susah soalnya kan dijatah sama atasan di Surabaya tiap minggu baru dapat kiriman. Untuk harganya tetap, kalau yang tiap minggu itu datang dijualnya Rp 14 ribu per kilo," kata Winda, Rabu (23/02/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya, Winda berinisiatif membeli minyak goreng kemasan jerigen yang harganya Rp16.600 per liter. Kemudian, minyak ini dijual dengan harga Rp18 ribu lebih per kilo.
"Ya saya jualnya di sini perkilonya Rp 18.600 karena mereka tetap maunya yang minyak curah bukan yang minyak kemasan," ungkapnya.
Kelangkaan minyak goreng curah ini banyak dikeluhkan konsumen, terutama mereka yang memiliki usaha kerupuk paru. Sehingga, meski harganya mahal konsumen tetap harus membeli karena butuh.
"Rp 18 ribu ini masih naik, dan ndak turun-turun, katanya pemerintah turun tapi ini masih mahal, saya buat goreng paru usaha di rumah," kata Dini, salah satu konsumen.
Sementara sejak terjadinya kelangkaan minyak goreng sebulan lalu, beberapa agen minyak goreng curah di Pasar Anom Baru Sumenep memilih tutup. Sehingga warga terpaksa harus membeli minyak curah dengan harga yang tinggi di kisaran Rp 18 ribu hingga Rp 20 ribu.
(hil/hil)